Tradisi Lepas Balon di Idul Fitri: dari Yerusalem hingga Jateng

Tradisi Lepas Balon di Idul Fitri: dari Yerusalem hingga Jateng

Aditya Mardiastuti - detikNews
Senin, 26 Jun 2017 12:05 WIB
Warga Kairo melepas balon selepas salat Id di Masjid El-Seddik (Foto: REUTERS/Amr Abdallah Dalsh)
Jakarta - Hari Raya Idul Fitri menjadi momen kemenangan bagi umat muslim setelah berpuasa selama satu bulannya. Banyak cara yang dilakukan untuk merayakan momen kemenangan itu di seluruh dunia. Salah satunya yakni dengan melepas balon.



Tradisi lepas balon itu juga mengandung sejumlah makna. Sejumlah negara atau yang melakukan tradisi itu seperti di Yerusalem, Mesir hingga Jawa Tengah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bedanya, di tiga negara itu bukan balon udara dengan gas yang berukuran besar. Mereka merayakannya dengan menerbangkan banyak balon warna-warni ke angkasa.

Tradisi Lepas Balon di Idul Fitri: dari Yerusalem hingga JatengUmat muslim di Kairo melepas balon setelah Salat Id di Majid El-Seddik (Foto: AHMAD GHARABLI / AFP)


Di Mesir, umat muslim merayakan Idul Fitri di Masjid El-Seddik di Kairo, Senin (25/6/2017). Pelepasan balon warna-warni yang dilakukan selepas salat Id sebagai penanda berakhirnya Ramadan.

Begitupun dengan umat muslim di Yerusalem. Usai menunaikan salat Id di Kubah Batu Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, mereka juga melepaskan balon ke udara.

Tradisi Lepas Balon di Idul Fitri: dari Yerusalem hingga JatengSeorang perempuan Palestina memegang balon di depan Kubah Batu Masjid Al-Aqsa di Yerusalem (Foto: AHMAD GHARABLI / AFP)


Di Indonesia sendiri, tradisi melepas balon udara juga dilakukan di beberapa daerah di Jawa Tengah. Seperti Wonosobo, Cilacap, Kebumen, Purworejo, dan Garut.

Sayangnya, tradisi balon udara yang diadakan untuk mengganti 'ritual' petasan di hari Idul Fitri ternyata membahayakan penerbangan. Balon tanpa awak tersebut memiliki bahan parasit berukuran besar dengan bahan bakar gas yang kecepatannya tidak bisa diprediksi.

'Ngapungkeun Balon' Sambut Idul Fitri di Garut'Ngapungkeun Balon' Sambut Idul Fitri di Garut (Foto: Wisma Putra)


AirNav Indonesia mengambil langkah dengan menerbitkan Notice To Airmen (NOTAM) bernomor 'A2115/17 NOTAMN' karena banyaknya balon udara membahayakan berhamburan di langit Jateng. NOTAM itu berlaku satu minggu ke depan hingga 2 Juli 2017.

Sebenarnya balon sendiri memiliki makna metafora. Pemberian balon dapat digambarkan sebagai benda yang dipegang kemudian dilepaskan pergi. Penulis asal Inggris, Terry Pratchett, pernah mengungkapkan makna balon.

"Ada waktunya dalam kehidupan, seseorang tahu kapan tidak melepaskannya. Balon dirancang untuk mengajarkan anak-anak kecil tentang hal ini," kata Terry.

Simbol balon adalah mencoba menahan sesuatu namun dapat pula menandakan kesiapan untuk melepasnya. Dari sejumlah literatur, makna melepaskan tersebut adalah melepaskan masa lalu yang buruk dan siap menghadapi masa kini yang harus dijalani lebih baik. Selain itu, balon yang dilepaskan berarti sebagai harapan. (ams/nkn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads