"Idul Fitri adalah hari raya berbuka puasa yang sarat arti rohani. Pada hari itu umat Islam disunahkan menunaikan salat berjemaah mengikuti sunah Nabi, termasuk mendengarkan khotbah yang berisi pesan-pesan islami tentang makna puasa dan segala hal yang berkaitan dengan nilai-nilai ibadah dan ketakwaan," kata Haedar melalui pesan singkat, Sabtu (24/6/2017).
Haedar mengatakan pada hari kemenangan Idul Fitri, seluruh umat Islam bersih diri lahir dan batin. Karena itu, diharapkan para khatib menyampaikan pesan yang menyejukkan dan memberi kemaslahatan bagi sesama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ajak umat untuk menjadi muslim yang makin lebih baik, yang menjadikan dirinya saleh secara individu tetapi juga menyebarkan kesalihan sosial yang memberi banyak kemaslahatan bagi hidup sesama dan lingkungan. Introspeksi diri diperlukan dan kritik sosial pun tetap baik untuk disampaikan, tetapi jauhi hujatan dan cercaan. Ajak umat dan masyarakat untuk hidup rukun, damai, toleran, dan saling memajukan di tengah perbedaan," imbuhnya.
Haedar mengatakan kemajemukan bangsa tidak membuat hubungan sesama menjadi retak, melainkan semakin beradab. Dia mengajak masyarakat saling memaafkan dan membuat hidup makin berarti bagi sesama.
"Kemajemukan tidak membuat kita retak dan berhadapan sebagai bangsa yang dikenal religius, berakhlak, dan berkeadaban luhur. Ajak umat dan masyarakat saling memaafkan, lapang hati, dan dewasa. Dalam menghadapi masalah, kedepankan semangat dan ikhtiar mencari solusi dengan sikap saling berbagi dan tidak saling menyalahkan. Para pemimpin negeri diajak untuk jujur, amanah, bertanggung jawab, dan memberi teladan yang baik. Kepada umat dan warga agar hidup makin berarti dan menjadi yang terbaik," urainya. (ams/idh)











































