Obama mulai tinggal di Indonesia sejak tahun 1967. Waktu itu usianya baru menginjak 6 tahun.
Dia mulanya tinggal di Hawaii bersama kakek dan neneknya, serta ibunya, Ann Dunham. Ibunya menikah dengan ayah tirinya, Lolo Soetoro, yang berkebangsaan Indonesia pada tahun 1965.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemandangan yang kulalui, cokelat dan hijau tanpa henti, desa-desa berada di balik hutan, aroma minyak diesel dan asap kayu bakar. Kaum laki-laki dan perempuan melangkah seperti bangau melalui sawah, wajah mereka tersembunyi di balik topi jerami yang lebar. Seorang anak laki-laki kecil, basah, dan licin seperti berang-berang, duduk di punggung kerbau berwajah bodoh, si anak mencambuk punggungnya dengan tongkat bambu," papar Obama mengenang suasana Jakarta tempo dulu seperti tertulis dalam bukunya, 'Barack Obama: Dreams from My Father' seperti dikutip detikcom, Jumat (23/6/2017).
Di buku itu pun Obama mengaku hanya perlu 6 bulan untuk mengenal Indonesia mulai dari budayanya, hingga mitos-mitos yang ada. Meski pernah berkelahi dengan anak seusianya, tetapi Obama juga dikenal suka berbagi cokelat.
"Saya benar-benar sedang ingat dia beberapa minggu terakhir. Saya tahu detikcom memberitakan Barack Obama. Tapi, saya nggak ingat bahwa Barack adalah Barry. Setelah ada tulisan mengenai SD Besuki, saya baru ingat Barack adalah Barry, teman dekat saya," tutur salah seorang teman SD Obama, Junino Jahja, dalam buku 'Menelusuri Jejak Barack Obama di Jakarta: detikcom files' yang ditulis Arifin Asydhad dan Nurul Hidayati.
Junino memang satu angkatan di atas Obama. Tetapi sosok yang akrab disapa Barry itu tak hilang dalam memori Junino.
"Saya kenalnya di Pramuka. Saat itu, kita sudah di Penggalang," ujar pria yang saat itu menjabat sebagai Deputi Pengawasan Internal KPK.
Tingkat Penggalang di Gerakan Pramuka biasanya berusia 9-15 tahun. Junino menyebut Obama senang dengan kegiatan kepramukaan, termasuk tali temali dan menyanyi.
"Saat di sekolah, Barry sering membagi-bagikan cokelat itu kepada saya dan teman-teman," kenang Junino.
Obama merupakan anak yang disiplin. Kebetulan ayah tiri Obama, Lolo Soetoro, merupakan pegawai sipil di TNI.
"Kita ngomong bahasa Indonesia, kok," imbuh Junino.
Dalam buku 'The Audacity of Hope' yang ditulis Obama pada 2007, dia menggambarkan SD di Menteng itu sebagai sekolah yang sederhana. Di dalamnya bersekolah anak-anak dari berbagai latar belakang orang tua.
"Tanpa uang untuk ke sekolah internasional seperti kebanyakan anak ekspatriat, saya bersekolah di sekolah lokal Indonesia dan berlari di jalanan bersama anak-anak petani, pembantu, penjahit, dan pegawai," tutur Obama. (bag/erd)