.webp)
Pantauan detikcom, Kamis (22/6/2017), ada sekitar 30 warga penggusuran Kalijodo yang ikut berbuka puasa bersama LPA DKI Jakarta. Terlihat pula warga beserta anak-anak kecil yang duduk di tikar sedang mengikuti acara buka puasa yang digelar pukul 16.30 WIB hingga 18.00 WIB itu.
 Buka puasa korban gusuran di kolong tol Kalijodo (Samsdhuha Wildansyah/detikcom) |
Di kolong tol Kalijodo, masih ada beberapa warga yang menempati tempat tersebut. Petugas dari LPA DKI Jakarta mulai membagikan buku gambar pukul 17.00 WIB, kemudian dilanjutkan dengan membagikan makanan serta bahan bantuan lainnya pada pukul 17.30 WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
 Buka puasa korban gusuran di kolong tol Kalijodo (Samsdhuha Wildansyah/detikcom) |
Pukul 17.30 WIB, makanan berupa nasi kotak beserta puding dan bantuan lainnya dibagikan. Terlihat warga antre dengan tertib untuk mendapatkan bantuan dari LPA DKI Jakarta. Setelah membagikan makanan, tim dari LPA DKI, yang berjumlah sekitar 15 orang, pergi meninggalkan lokasi kolong tol Kalijodo.
Petugas dari LPA DKI Jakarta mulai membagikan buku gambar pukul 17.00 WIB, kemudian dilanjut membagikan makanan serta bahan bantuan lainnya pukul 17.30 WIB.
"Hari ini kita memberikan buka puasa bersama dan memberikan baju layak pakai dan beberapa teman dari yang lain juga memberikan bantuan, seperti obat-obatan, makanan, diaper, dan kebutuhan anak anak seperti susu dan buku gambar beserta alat tulis," kata Wakil Ketua LPA DKI Jakarta, Narto.
 Buka puasa korban gusuran di kolong tol Kalijodo (Samsdhuha Wildansyah/detikcom) |
Menurutnya, saat ini tercatat ada 50 anak yang berada di lokasi kolong tol Kalijodo dan akan dipilah-pilah untuk kemudian diberi bantuan yang cocok buat masing-masing anak. Selain itu, data yang ada akan dipelajari oleh LPA DKI Jakarta, yang kemudian akan diteruskan ke Kementerian Sosial agar anak-anak ini dapat dipindahkan ke rumah aman milik Kementerian Sosial.
Narto juga menambahkan warga di kolong tol Kalijodo ada yang masih menempati kawasan tersebut. Ada warga yang sudah mendapat rusun namun tetap kembali ke Kalijodo.
"Ini fakta yang dari awal masyarakat di sini ikut ke rumah susun, namun ada beberapa warga yang di rumah susun kembali ke sini, karena di rusun itu tidak menyelesaikan masalah. Kalau rusun itu kan prinsipnya kontrak, bukan hak milik. Mereka bayar kontrak dan fasilitasnya kurang memenuhi syarat dan mereka tidak bisa buka usaha," kata Narto. (imk/elz)
