Ramai-ramai Berikhtiar Dirikan Masjid Indonesia di 3 Negara

ADVERTISEMENT

Ramai-ramai Berikhtiar Dirikan Masjid Indonesia di 3 Negara

Nograhany Widhi Koesmawardhani - detikNews
Rabu, 21 Jun 2017 03:07 WIB
Foto: Komunitas muslim Indonesia di Utrecht berbuka bersama. Sedang berikhtiar mendirikan masjid Indonesia (Ristiyanti Ha)ndayani
Jakarta - Komunitas muslim Indonesia di 3 negara kini sedang berikhtiar mendirikan masjid Indonesia. Yakni di Inggris, Belanda dan Selandia Baru. Mari dibantu!

Berdasarkan penelusuran detikcom di situs kitabisa.com, ada komunitas Islam Indonesia di 3 negara yang sedang berusaha mendirikan masjid atau Islamic Center.

3 Negara itu yakni:

1. Utrecht - Belanda



Komunitas muslim Indonesia kini juga sedang berikhtiar mendirikan masjid Indonesia di Utrecht. Mimpi yang ditindaklanjuti dengan ikhtiar mendirikan masjid ini lantaran musala muslim komunitas Indonesia makin tak muat menampung jemaah.

"Saat ini tempat kami melaksanakan serangkaian kegiatan adalah sebuah musala yang sebelumnya digunakan sebagai minimarket. Dikarenakan jumlah jemaah semakin bertambah dari waktu ke waktu, sehingga kami sekarang sedang berupaya dengan jalan bergotong royong secara moril dan material lewat penggalangan donasi, baik dalam bentuk infak, sedekah, maupun wakaf guna mewujudkan impian kami semua akan sebuah mesjid komunitas muslim Indonesia di Utrecht," ungkap pembaca detikcom, Ristiyanti Handayani yang menetap di Utrecht sejak 2014 ini saat membagikan kisah Ramadan yang dimuat pada Rabu, 7 Juni 2017 lalu.


Dalam rangka itu, komunitas muslim Indonesia di Utrecht menggalang dana keroyokan di situs kitabisa.com demi bisa membangun masjid ini di kitabisa.com.

Dikutip dari situs kitabisa.com, bangunan masjid yang akan dibeli direncanakan terletak di daerah Overvecht-Noord, 9 km dari stasiun pusat kota Utrecht, namun berada di daerah dimana banyak penduduk Indonesianya. Bangunan ini terdiri dari 3 tingkat dengan luas bangunan 270 m2.

Sejak dicanangkan, program ini telah terkumpul sekitar € 51.421,00 (setara dengan Rp 719.000.000) hasil dari sumbangan sponsor dan iuran warga Indonesia yang ada di Utrecht. Masih butuh sekiranya € 178.579 (Rp 2,5 M) lagi untuk mewujudkan bangunan milik umat yang kita semua impikan. Target pembelian bangunan adalah pada pertengahan bulan Agustus 2017.

Ditengok di situs kitabisa.com sampai Selasa, 20 Juni ini, target dana pembangunan masjid adalah Rp 3,2 miliar. Dana yang terkumpul sejauh ini sekitar Rp 392 juta.

2. London - Inggris



Komunitas muslim Indonesia yang tergabung dalam Indonesia Islamic Community (IIC) London juga sedang berikhtiar mendirikan masjid Indonesia pertama di Inggris.

Dilansir dari situs kitabisa.com, sebenarnya, IIC London pada 2003 lalu, dari dana dan wakaf jemaah sudah bisa membeli properti rumah di 22 Wakemans Hills. Walaupun kecil, namun cukup untuk menampung 100 orang dan dimanfaatkan sebagai tempat kegiatan pengajian rutin, bazaar, TPA, kajian tafsir, kesenian rebana, dll.

Sayangnya lokasi IIC London ini masih berada di pemukiman penduduk, sehingga izin yang diberikan sebatas rumah tinggal, bukan untuk aktivitas publik. Konsekuensinya, komunitas muslim Indonesia tidak bisa menggunakan properti ini untuk kegiatan keumatan secara maksimal.

Saat ini IIC London sedang memprospek sebuah properti seluas 400m2 di Hyland House, 21 Park Way, Burnt Oak Edgware HA8 5EY. Lokasi yang diincar ini memiliki keunggulan dekat dari gedung IIC London lama, sudah memiliki izin properti untuk kegiatan publik, berada di tengah-tengah komunitas Muslim London hingga tak perlu renovasi total sehingga lebih hemat.

Di situs dana keroyokan kitabisa.com, dana yang dibutuhkan untuk membeli properti ini adalah Rp 5 miliar. Hingga ditengok pada Selasa, 20 Juni 2017, dana yang terkumpul baru mencapai Rp 1 miliar.

3. Auckland - Selandia Baru



Dilansir dari kitabisa.com, komunitas muslim Indonesia di kota Auckland, Selandia Baru melakukan aktifitas dari rumah ke rumah, hingga akhirnya menyewa tempat setiap minggunya.

Setelah berikhtiar menggalang dana dari tahun 2009, pada tahun 2015 lalu, komunitas muslim Indonesia membeli sebuah properti yang rencananya akan difungsikan sebagai masjid.

Sejak itu properti itu pun diberi nama Masjid Utsman Bin Affan dan telah digunakan untuk berbagai kegiatan ummat. Mulai dari pengajian bapak-bapak, pengajian ibu-ibu, pengajian anak-anak, hingga mengundang beberapa pembicara dari luar untuk tausiah.

Namun ada hal yang masih mengganjal. Dana pembelian bangunan masjid itu adalah pinjaman lunak dari beberapa pihak. Artinya tetap harus dikembalikan. Saat ini sudah kurang lebih 22% dari total dana pembelian bangunan masjid telah terbayarkan.

Aneka cara dilakukan komunitas muslim Indonesia untuk melunasi pinjaman lunak itu. Mulai dari patungan komunitas tiap bulan, penggalangan dana seperti garage sale, bazaar makanan dan fundraising setiap minggunya dalam ikhtiar mempercepat proses pelunasan.

Dari situs kitabisa.com, target pendanaan adalah Rp 5 miliar. Namun hingga 20 Juni 2017, dana yang terkumpul baru mencapai RProperti yang kami beli untuk Masjid Utsman ini kami biayai dengan pinjaman lunak dari beberapa pihak, dimana pengembalian bulanannya ditutup oleh patungan komunitas. Saat ini sudah kurang lebih 22% dari kepemilikan telah terbayarkan.

Selain itu, teman-teman di komunitas juga rutin melakukan kegiatan seperti garage sale, bazaar makanan dan fundraising setiap minggunya dalam ikhtiar mempercepat proses pelunasan.

Namun di situs kitabisa.com, target dananya Rp 5 miliar. Hingga 20 Juni 2017, dana yang terkumpul baru sekitar Rp 600-an juta atau sekitar 12 persennya.

Semoga komunitas muslim Indonesia di 3 negara itu bisa menyusul komunitas muslim Indonesia di Tokyo Jepang yang baru saja meresmikan masjid Indonesia pada 26 Mei 2017 lalu.

(nwk/dhn)


ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT