Ini Kata Ketua MPR soal Isu Penghapusan Pelajaran Agama

Ini Kata Ketua MPR soal Isu Penghapusan Pelajaran Agama

Niken Widya Yunita - detikNews
Selasa, 20 Jun 2017 15:13 WIB
Ketua MPR Zulkifli Hasan (Dok. MPR)
Depok - Ketua MPR Zulkifli Hasan dengan tegas menolak wacana penghapusan mata pelajaran agama di sekolah ataupun di universitas. Menurutnya, pendidikan agama justru penting untuk membentuk karakter siswa.

"Pendidikan agama tidak boleh dihapuskan. Jangan jauhkan generasi muda kita dari nilai-nilai agama. Pendidikan agama justru sebaiknya ditambah," ujar Zulkifli dalam keterangan tertulis, Selasa (20/6/2017).

Hal ini disampaikan Zulkifli di sela silaturahmi bersama guru SD dan TKIT se-Kota Depok dan pengurus PGRI TK Kota Depok di SDIT Rahmaniah Sukmajaya, Depok, hari ini. Zulkifli didampingi anggota DPR dari Fraksi PAN Lucky Hakim, komedian Narji, jajaran pengurus PGRI TK Kota Depok, serta ribuan guru SD dan TKIT se-Kota Depok.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain pendidikan agama, Zulkifli meminta agar pelajaran kewarganegaraan dan Pancasila dihadirkan kembali di sekolah dan kampus. Alasannya, tantangan globalisasi seharusnya dihadapi dengan memperkuat nilai-nilai luhur bangsa.

"Itulah pentingnya menghadirkan kembali pendidikan kewarganegaraan di sekolah dan di kampus," ucap dia.

Zulkifli prihatin terhadap situasi saat ini karena segala sesuatu dinilai dengan uang. Memilih pemimpin dengan uang dan ketokohan dinilai dengan uang.

"Dengan pendidikan agama dan Pancasila, kita kembalikan lagi integritas, kejujuran, dan intelektualitas dan rekam jejak sebagai tolok ukur dalam memilih pemimpin," ucap Ketua Umum PAN itu.

Nilai Kebangsaan Diajarkan sejak Dini

Zulkifli mengapresiasi guru TK dan SDIT yang menanamkan nilai-nilai agama dan kebangsaan sejak dini. Menurutnya, dua nilai itu harus diberikan sejak dini.

"Menjaga nilai-nilai luhur keindonesiaan, salah satunya dimulai dengan memberikan pendidikan nilai kebangsaan sejak dini," ujar Zulkifli.

Menurut Zulkifli, pemahaman nilai agama dan Pancasila seharusnya tidak dipertentangkan. Jadi seorang siswa tumbuh dengan karakter keagamaan dan kebangsaan yang kuat. (nwy/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads