"Iya, hari ini kami kirimkan surat resmi ke Jakarta, ke Menteri Pertanian, BPBD dan Gubernur NTT. Semoga ada bantuan dari pusat," ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumba Timur Johanis Hiwa Wunu kepada detikcom, Senin (19/6/2017).
Menurut Johanis, populasi belalang bertambah akibat telurnya yang kian meningkat. Akibatnya, pihaknya kewalahan mengatasi serbuan belalang yang kian meluas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pakar ilmu lingkungan menyarankan agar penanggulangan wabah belalang di Sumba Timur dilakukan dengan cara hujan buatan. Namun Pemerintah Kabupaten Sumba Timur mengaku tak punya cukup duit untuk membuat hujan buatan menanggulangi teror belalang.
"Kami masih tetap pakai pestisida karena hanya itu yang kami miliki. Kami tak punya anggaran untuk hujan buatan," ujarnya.
Menurut Johanis, cara satu-satunya untuk mengantisipasi meluasnya serangan belalang sejak Sabtu (9/6) lalu, adalah dengan cara penyemprotan insektisida, salah satu jenis pestisida. Pihaknya telah mengerahkan tim Brigade Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) untuk melakukan penyemprotan. Penyemprotannya menggunakan insektisida confidor yang diterbangkan menggunakan pesawat Fokker.
"Yang ada di kami hanya itu. Jika ada pihak donatur atau pemerintah pusat yang membantu, kami sangat mengharapkan itu," kata Johanis.
Dia menambahkan, saat ini serangan belalang ke area pertanian warga sudah berkurang. Total sudah 2 hektare sawah yang diserang hama ini.
"Memang kemarin sempat menyerbu rumah warga dan halaman perkantoran tetapi sekarang sudah berkurang," imbuh Johanis.
(rvk/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini