"Ya kita akan serahkan pengelolaan Bandara Blimbingsari ke Angkasa Pura II. Ya sekitar 2 sampai 3 bulan ini kami akan serahkan," kata Menhub Budi Karya Sumadi saat kunjungan di Pelabuhan ASDP Ketapang, Sabtu (17/6/2017).
Penyerahan Bandara Blimbingsari dilakukan, kata Menhub Budi, agar bandara yang memiliki terminal berkonsep Green Building ini lebih profesional. Hingga kini, regulasi Bandara Blimbingsari masih di bawah Kemenhub. Status Bandara Blimbingsari masih sebagai Unit Pelayanan Bandar Udara (UPBU) Kemenhub.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, bocoran pemindahan regulasi Bandara Blimbingsari Banyuwangi ke Angkasa Pura II sudah dikabarkan oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya, saat pembukaan direct flight perdana penerbangan Jakarta Banyuwangi, di Bandara Blimbingsari, Jumat (16/6) kemarin.
"Kabar gembiranya adalah bandara cantik ini akan diserahkan ke AP II. Ini dilakukan agar lebih profesional dan tentunya bisa lebih cepat berkembang," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama Angkasa Pura II Muhamad Awaludin membenarkan adanya rencana penyerahan tersebut. Menteri BUMN Rini M Soemarno telah memberi tugas kepada Angkasa Pura II melakukan pengurusan serah terima tersebut.
"Insyaallah, kalau serah terima belum. Kami masih menunggu dari regulator. Tapi dari Ibu Menteri BUMN sudah menugaskan itu kepada angkasa pura II," jelas Awaludin.
Bandara baru Blimbingsari Banyuwangi memiliki desain green building di mana bandara sangat meminimalkan penggunaan Air Conditioner (AC). Terminal ini memanfaatkan sirkulasi udara yang diatur dengan kisi-kisi, sebagai pendingin ruangan, yang dibantu aliran air untuk menyejukkan udara di sekeliling terminal.
Bandara Blimbingsari Foto: Ardian Fanani/detikcom |
Selain itu, atap terminal berhamparkan rerumputan hijau, dan energi alami dimanfaatkan dengan mengatur pencahayaan matahari sebagai penerang ruangan di siang hari.
Bandara yang diarsiteki Andramatin, desainnya mengadopsi kearifan lokal, yaitu arsitektur khas Suku Osing, masyarakat asli Banyuwangi. Atap terminal mengadopsi penutup kepala khas masyarakat Suku Osing, udeng.
Selain itu, terminal baru bandara Blimbingsari banyak menggunakan ornamen kayu yang juga dilengkapi dengan ornamen khas Banyuwangi. Bandara ini dibangun menggunakan dana APBD Banyuwangi sebesar Rp 40 Miliar.
Bandara Blimbingsari Foto: Ardian Fanani/detikcom |
Bandara Blimbingsari berdiri di atas lahan seluas 4 hektar dengan kapasitas 250 ribu penumpang. Setiap harinya, terdapat 3 flight yang melayani rute Banyuwangi-Surabaya pulang pergi.
Tercatat penumpang melonjak hingga 1.308 persen dari hanya 7.826 penumpang (2011) menjadi 110.234 penumpang (2015). Hingga November 2016, bandara tersebut telah melayani lebih dari 102.000 penumpang. (idh/idh)












































Bandara Blimbingsari Foto: Ardian Fanani/detikcom
Bandara Blimbingsari Foto: Ardian Fanani/detikcom