Tersangka Wakil Ketua DPRD Kota Mojokerto Umar Faruq keluar dari Gedung KPK, Jl Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Sabtu (17/6/2017) sekitar pukul 23.24 WIB. Politisi PAN ini hanya diam saat dicecar pertanyaan wartawan soal keterlibatan Wali Kota Mojokerto dan langsung masuk ke mobil.
Wakil Ketua DPRD Kota Mojokerto Umar Faruq tersangka KPK. Foto: Nur Indah/detikcom |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikutnya yang menyusul adalah wakil Ketua DPR Abdullah Fanani. Lelaki berkaca mata yang merupakan politikus PKB ini sejak masih berjalan keluar dari dalam gedung sudah berusaha menutupi wajahnya. Ia keluar sekitar pukul 00.09 WIB, Minggu (18/6). Saat ditanya wartawan, ia juga bungkam dan tersenyum tipis menuju mobil tahanannya.
"ABF (Abdullah Fanani) ditahan di Rutan Polres Metro Jaksel," tutur Febri.
Wakil Ketua DPRD Kota Mojokerto Abdullah Fanani. Foto: Nur Indah/detikcom |
Tersangka Kadis Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Kadis PUPR) Kota Mojokerto keluar terakhir sekitar pukul 00.25 WIB. Wajahnya tampak tegar dan melempar senyum. Namun, sama dengan kedua tersangka sebelumya, ia juga diam.
"WF (Wiwiet Febryanto) ditahan di Rutan Klas I Cipinang Jaktim," ujar Febri lagi.
Kadis PUPR Kota Mojokerto Wiwiet Febryanto. Foto: Nur Indah/detikcom |
Sementara tersangka lainnya, Ketua DPRD Kota Mojokerto Purnomo sudah mendahului berangkat ke rutannya di Rutan Klas I Jaktim Cab. KPK Pomdan Jaya Guntur. Purnomo adalah politisi dari PDIP.
Ketua DPRD Kota Mojokerto Purnomo. Foto: Nur Indah/detikcom |
Penangkapan dilakukan KPK pada Jumat (16/6) kemarin hingga Sabtu (17/6) lepas tengah malam. Dari OTT tersebut diamankan uang sejumlah Rp 470 juta, yang Rp 300 juta-nya merupakan bagian dari Rp 500 juta nominal komitmen untuk pengalihan anggaran di Dinas PUPR. Sebelumnya sudah ada Rp 150 juta yang dibayarkan pada 10 Juni 2017.
Sedangkan sisanya yaitu Rp 170 juta diduga adalah komitmen setoran triwulan. Jumlah itu didapatkan dari Rp 140 juta dari mobil Wiwiet dan Rp 30 juta dari mobil seseorang berinisial T yang diduga sebagai perantara.
KPK pun menetapkan Purnomo, Abdullah, dan Umar sebagai tersangka penerima, sementara Wiwiet sebagai tersangka pemberi suap. H dan T sendiri masih berstatus sebagai saksi dan menjalani pemeriksaan di KPK.
(nif/idh)












































Wakil Ketua DPRD Kota Mojokerto Umar Faruq tersangka KPK. Foto: Nur Indah/detikcom
Wakil Ketua DPRD Kota Mojokerto Abdullah Fanani. Foto: Nur Indah/detikcom
Kadis PUPR Kota Mojokerto Wiwiet Febryanto. Foto: Nur Indah/detikcom
Ketua DPRD Kota Mojokerto Purnomo. Foto: Nur Indah/detikcom