Kekacauan akibat teror belalang kembara juga pernah terjadi di berbagai negara. Soalnya tempat hidup belalang ini sangat luas, baik di negara-negara tropis, iklim gurun, hingga subtropis Eropa.
Sebagaimana dilansir 'Locust Handbook' karya A Steedman, belalang dalam fase gregarius alias fase berkelompok dalam jumlah besar mampu menempuh jarak 4 km/hari. Mereka terbang di siang hari. Adapun belalang yang masih dalam fase soliter biasanya terbang pada malam hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut adalah berbagai negara yang pernah mengalami serangan belalang kembara:
China
Foto: Internet/ebcitizen.com
|
Pada 1962, serangan belalang bisa diatasi pemerintah dengan pengaturan banjir, drainase, dan penanaman hutan. Sejak saat itu, belum ada lagi laporan soal serangan belalang.
Palestina dan Suriah
Foto: Internet
|
Harga makanan melambung tinggi. Uang berhenti berputar. Stefanie Wichhart dalam tulisannya, 'The 1915 Locust Plague in Palestine' menyebut langit menjadi gelap karena awan belalang. Bahkan saking banyaknya belalang, sinar matahari menjadi tertutupi.
Filipina
Foto: Internet
|
Ledakan belalang terakhir terjadi pada 1958. Musim hujan terakhir di Mindanao terjadi pada April sampai November saat pulau berada dalam pengaruh angin musim panas. Bulan terbasah adalah Juli dan Agustus. Ada musim kemarau dari Desember hingga Maret saat angin kebanyakan datang dari timur laut.
Wabah terakhir terjadi setelah satu periode musim kemarau. Pada 1957, jumlah belalang dewasa di Teluk Sarangani berhasil dikontrol. Pada November dan Desember, terjadi peningkatan jumlah belalang. Awal 1958, serangan belalang kembara terjadi pada 100 km arah utara Teluk Sarangani di tengah Cotabato.
Pergerakan gerombolan belalang tidak terlalu jelas. Analisisi menyebutkan ada pergerakan gradual ke arah utara sepanjang tujuh tahun di negara kepulauan ini, sekitar 1500 km. Serangan belalang terjadi di Palawan, Bohol, Panay pada 1952, Luzon pada 1959, Masbate pada 1962-1964, dan Negros pada 1965.
Setelah itu, serangan belalang terjadi di Taiwan, Sulawesi, dan Malaysia. Tak jelas betul apakah ada hubungannya dengan yang terjadi di Filipina atau tidak. Namun pembukaan hutan di semenanjung Malaysia dan Sabah jelas menyediakan kondisi ideal untuk belalang.
Jepang
Foto: Internet
|
Ada dua generasi belalang kembara selama setahun. Peningkatan populasi terjadi pada 1984 mengikuti kondisi kering. Pada 20 November 1985, kebakaran rerumputan melanda seperempat pulau. Belalang menjadi terkonsentrasi di area vegetasi yang tersisa, namun betina kemudian bertelur di sisa kebakaran lahan pada 1986. Pada September, nelayan melaporkan tempat itu dipenuhi oleh belalang. Diperkirakan, jumlahnya 1000 ekor per meter persegi. Kawanan belalang terbang pada 26 September sampai 21 Oktober. Namun pada Desember, situasi terkontrol.
Madagaskar
Foto: Internet
|
Ini adalah yang terburuk sejak wabah tahun 1960. Publik yang perhatian dengan masalah ini membandingkan wabah belalang di Madagaskar sama dengan wabah belalang Mesir sebagaimana diceritakan di Injil. 13 Juta orang terancam mengalami rawan pangan. Ini menjadi bencana nasional.
Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) menggalang bantuan dana. Selama dua tahun setelah 2013, FAO menyatakan penghentian hama ini sudah memakan biaya $28,8 juta.
Argentina
Foto: Internet
|
Gerombolan belalang pertama muncul pada Juni 2015. Musim dingin yang relatif hangat membuat populasi belalang melonjak. Awan gelap gerombolan belalang kemudian terjadi beberapa waktu setelahnya. Sawah warga terserang. Warga khawatir terjadi bencana kelangkaan pangan dan kelaparan.
Bolivia
Foto: REUTERS/Ricardo Moraes
|
Keadaan darurat ini diumumkan usai serangan belalang terjadi selama sepekan di Santa Cruz bagian timur, tempat sumber tanaman pangan dan daging Bolivia. Wabah menyebar dengan cepat, menghancurkan padang rumput dan lahan jagung serta sorgum.
Lebih dari 1.000 hektare lahan pertanian hancur oleh belalang. Pemerintah menegaskan pemberantasan serangga harus dilakukan.
Halaman 2 dari 8
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini