Pantauan di lokasi, gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (16/6/2017), massa melakukan aksinya sekitar pukul 14.30 WIB. Dalam aksi, mereka memasang spanduk besar bertuliskan 'Serigala Berbulu Domba'.
Spanduk besar itu berlatar belakang merah hati. Selain kalimat 'Serigala Berbulu Domba', terdapat tulisan seperti 'Akal-akalan Dewan Terhormat' hingga 'Siasat Sesat Parlemen'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Massa aksi juga berorasi. Isi orasi pun masih senada dengan poster dan spanduk yang mereka bawa. Intinya, massa yang berjumlah sekitar 20 orang tersebut menolak hak angket yang ditujukan ke KPK.
"Kami tidak setuju tentang hak angket KPK karena melemahkan KPK," kata salah seorang orator.
Sementara itu, pegiat antikorupsi dari Indonesia Corruption Watch, Donald Fariz, menyebut aksi kali ini untuk membuka mata anggota Dewan bahwa banyak penolakan dari kalangan masyarakat terkait dengan pengguliran hak angket terhadap KPK. "Aksi ini menunjukkan kepada anggota DPR bahwa proses hak angket mendapat penolakan yang luas dari masyarakat," ucap Donald.
Donald lalu menjelaskan soal kalimat 'Serigala Berbulu Domba' dalam spanduk massa aksi. Menurutnya, ada ucapan DPR yang tidak relevan terkait dengan hak angket yang ditujukan ke KPK.
"Pesan dalam baliho yang kita pampang ini juga pesan bahwa ucapan-ucapan DPR yang menyebut bahwa angket ini adalah memperkuat KPK itu ibarat serigala berbulu domba. Kenyataannya, poin-poin angket itu memperlemah dan mengganggu kerja-kerja dari KPK dalam menangani kasus-kasus korupsi yang strategis," tutur dia.
Terakhir, Donald punya pesan ke lembaga antirasuah itu yang sedang diangket DPR. "Maju terus jangan terganggu oleh agresi politik yang sedang dilakukan oleh politisi DPR, oleh orang-orang yang punya kepentingan dalam penanganan kasus e-KTP," katanya.
Setelah beraksi selama sekitar satu jam, massa membubarkan diri. Sembari beranjak, mereka juga melepas spanduk yang sempat dipasang di pagar gedung DPR. Massa terdiri dari berbagai aliansi. (gbr/imk)