Gesekan di UGM Makin Ramai?

Gesekan di UGM Makin Ramai?

- detikNews
Minggu, 01 Mei 2005 18:40 WIB
Jakarta - Siapa tidak mengenal UGM? UGM (Universitas Gadjah Mada) menjadi salah satu universitas terfavorit di Indonesia. Tapi, universitas besar ini dirundung masalah. Senin (2/5/2005), para dosen akan mogok kerja. Diperkirakan masalah ini akan berbuntut panjang. Rencana aksi mogok para dosen ini disulut oleh keputusan kenaikan gaji Rektor UGM. Kenaikannya sebesar 400 persen, empat kali lipat. Wow! Sementara para dosen dan staf di universitas yang dikenal dengan Kampus Bulak Sumur itu hanya naik 25-40 persen. Para dosen menilai hal ini sebagai ketidakdilan dan meniadakan kebersamaan. Atas dasar inilah, bertepatan dengan hari pendidikan nasional 2 Mei, Senin (2/5/2005), mereka akan menggelar demo dan mogok mengajar. Kenaikan gaji rektor yang njomplang ini sendiri dilakukan karena UGM kini menjadi BHMN (Badan Hukum Milik Negara). Keputusan tentang kenaikan gaji ini berdasarkan Surat Keputusan (SK) Rektor UGM Nomor 301/P/KP/2005 tertanggal 28 Maret 2005 yang ditandatangani oleh Rektor UGM Prof Dr Sofian Effendi. Rektor Sofian Effendi sendiri belum bersikap atas rencana aksi demo para dosen itu. Rencananya, terkait aksi demo dan mogok mengajar ini, beberapa dosen dari tujuh fakultas akan menggelar upacara aksi di Balairung UGM. "Ini sebagai aksi duka atas matinya dan kebersamaan di UGM. Semua dosen dan karyawan akan mengenakan pita hitam," kata staf pengajar Fisipol UGM, Arie Sujito. Diduga, gesekan di UGM ini akan berbuntut panjang, bila masalah ini tidak segera diselesaikan. Dan tanda-tanda ini sudah tampak. Saat ini, di kampus UGM sudah beredar pembatalan undangan untuk upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional. Sebelumnya, pada 26 April lalu, rektor mengeluarkan undangan kepada segenap civitas academica untuk menghadiri upacara hari Pendidikan Nasional pada Senin (2/5/2005) besok. Namun, tiba-tiba undangan ini dibatalkan. Dalam selebaran yang beredar, pembatalan undangan peringatan Hari Pendidikan Nasional itu dilakukan melalui SK 2052/P/Set-Edukatif/2005. Alasan pembatalan adalah untuk menyemarakkan peringatan Hari Pendidikan Nasional di tingkat Provinsi. Benarkah selebaran pembatalan undangan peringatan Hari Pendidikan Nasional ini? Sayangnya, pihak Rektorat UGM belum bisa dikonfirmasi. Bila selebaran ini benar, apakah ini terkait dengan rencana aksi para dosen itu? Belum bisa disimpulkan seperti itu. Yang jelas, aksi demo para dosen ini memang cukup serius. Bukan main-main. "Setelah berstatus BHMN semua telah berubah di UGM, semuanya diukur dengan uang. Padahal UGM jelas-jelas sebuah perguruan tinggi yang menjunjung tinggi nilai-nilai akademis. UGM bukan perusahaan," kata Ir Irfan Prijono MP, seorang dosen Pertanian.Terhadap kenaikan gaji yang njomplang ini, Wakil Rektor Bidang Administrasi UGM Prof Dr Marwan Asri, MBA membenarkannya. Namun, menurut dia, perbedaaan itu masih dalam skema awal. Dia menjanjikan ke depan akan ada kenaikan lagi. "Semua kenaikan penghasilan para karyawan di UGM ini sudah kami perhitungkan secara cermat, yakni sesuai SK rektor itu," jelasnya. Menurut Marwan, seharusnya para dosen dan karyawan UGM senang dengan kenaikan gaji ini. (asy/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads