Bagaimana tidak, banyak muslim Indonesia yang membuat dirinya selalu terjaga agar tidak kebablasan untuk sahur dan salat Subuh yang jatuh di antara pukul 02.00 dan 03.00 dini hari.
Salah satunya adalah Arihdya Caesar Pratikta, mahasiswi MA Education Psychology di University College London.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Ramadan di Inggris mencapai durasi 18 jam (Arihdya Caesar Pratikta) |
"Setiap hari Subuh dimulai dari sekitar pukul 03.00 pagi, dan semakin hari semakin maju, sekarang saja sudah pukul 0.45 pagi. Sebaliknya, waktu iftar (Magrib) dimulai sekitar pukul 21.00, dan semakin hari justru semakin mundur, sekarang sudah pukul 21.17 malam. Hal ini disebabkan karena pada tahun ini, bulan Ramadan di UK jatuh di musim panas (summer) yang mana waktu siangnya lebih panjang daripada waktu malamnya," demikian tutur Arihdya dalam email yang diterima detikRamadan yang ditulis, Jumat (16/6/2017).
Arihdya sempat kaget bagaimana bisa pukul 20.00 malam langit masih terlihat terang benderang dan pukul 05.00 pagi matahari sudah nongol.
"Jika dihitung, waktu malam di UK yang dimulai dari waktu Magrib dan berakhir di waktu Subuh ada sekitar enam jam. Nah, karena saya seorang mahasiswa yang sudah tidak punya kewajiban ke kampus tiap hari, maka waktu tidur saya berubah," tulis Arihdya.
Jadi, waktu tidur Arihdya yang tadinya di malam hari sekarang menjadi setelah terbit matahari sampai menjelang waktu Zuhur. Itu artinya, sepanjang malam Arihdya terjaga dari kantuk.
Foto: Buka puasa bersama di KBRI London. (Arihdya Caesar Pratikta) |
"Saya malah sering berpikir bahwa kesempatan untuk mendapatkan Lailatul Qodar bagi orang-orang di UK terbuka lebar. Jika mengikuti tanda-tanda Lailatul Qodar yang mana jatuh pada sepertiga malam yang terakhir, maka itu berarti dimulai dari pukul 01.00 pagi hingga Subuh pukul 03.00 pagi," jelasnya.
"Artinya, waktu untuk berkonsentrasi penuh untuk beribadah lebih singkat dong. Coba kalau di Indonesia, waktunya lama dan godaan untuk ngantuknya lebih banyak. Heheโฆ" imbuh dia.
Namun Arihdya buru-buru menambahhkan bahwa semua itu baru perhitungan matematis manusia.
"Tentu perhitungan Allah, kapan Allah ingin kasih Lailatul Qodar, dan kepada siapa Allah memberikannya adalah murni rahasia dan hak prerogatif-Nya. Manusia hanya bisa berusaha sebaik mungkin untuk mendapat ridho-nya. Bukan begitu?" kata Anggota Departemen Pengabdian Masyarakat Perhimpunan Pelajar Indonesia United Kingdom (PPI UK) ini. (nwk/nwk)












































Foto: Ramadan di Inggris mencapai durasi 18 jam (Arihdya Caesar Pratikta)
Foto: Buka puasa bersama di KBRI London. (Arihdya Caesar Pratikta)