Sekarang Edy sudah berjaya, jadi bos jaringan Restoran Dapur Penyet yang tersebar di beberapa negara di Asia Tenggara. Kendati berkewarganegaraan Indonesia, Edy menjalankan usahanya dari Singapura.
Ibarat roda yang terus berputar, Edy Ongkowijaya pernah merasakan jungkir balik kehidupan. Edy pernah mengalami bagaimana susahnya hidup di Singapura hanya dengan mengandalkan uang Sin$ 50 sen dalam hidupnya. Atau bila dirupiahkan berarti sekitar Rp 5.000. Untuk mengisi perut, misalnya, ia harus mengandalkan belas kasih pemilik kantin di sekolah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Edy Ongkowijaya (Foto: dok. pribadi) |
Edy hijrah ke Singapura pada 1993 untuk melanjutkan pendidikan tingkat SMP. Sebagai pengusaha otomotif, bukan soal bagi ayahnya mengirimkan anak sekolah di Singapura. Tapi malang, usaha ayahnya bangkrut dilindas krisis ekonomi pada 1998.
"Saat diminta pulang, saya tolak. Saya bertekad sebisa mungkin bertahan karena menurut saya di sini lebih ada harapan. Walaupun saya tahu konsekuensinya harus mencari uang sendiri untuk hidup," kata Edy, kini 39 tahun.
Artikel lengkapnya dapat Anda baca di sini: (sap/irw)












































Edy Ongkowijaya (Foto: dok. pribadi)