Time mewawancarai Novel di ruang perawatannya di Singapura. Novel pun buka-bukaan terkait teror yang menimpanya itu. Novel merasa 2 bulan penyelidikan kasusnya yang tanpa hasil membuatnya mengafirmasi akan informasi awal terkait siapa dalang atas teror yang menimpanya itu.
"Sebenarnya saya sudah menerima informasi bahwa seorang jenderal polisi--seorang pejabat polisi tingkat atas--telah terlibat. Awalnya, saya mengatakan informasi itu bisa saja salah. Namun kini, ketika telah 2 bulan berlalu dan kasus tersebut belum juga terpecahkan, saya katakan, perasaan terhadap informasi itu bisa saja benar," ucap Novel kepada Time seperti dilansir time.com, Rabu (14/6/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Novel diserang pada 11 April 2017 seusai menunaikan salat subuh di masjid di dekat kediamannya di Jakarta Utara. Setelah itu, polisi terus mencari pelaku penyiraman air keras itu dan berhasil mengamankan setidaknya empat orang.
Namun tidak ada satu pun terduga pelaku itu dijerat dengan pidana lantaran mereka dinyatakan tidak terbukti terlibat. Polisi pun sampai saat ini masih melakukan penyelidikan.
Sementara itu, Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengaku belum membaca tentang hal itu. Namun, dia meminta nantinya Novel bisa menerangkan tentang hal itu dalam berita acara pemeriksaan (BAP). Sejauh ini Novel belum pernah diperiksa berkaitan dengan hal itu.
"Saya belum baca itu. Jadi begini, Novel itu kalau ada informasi, tolong dituangkan dalam BAP, diceritakan dalam BAP. Karena, jika tidak, percuma saja, tidak ada nilainya di mata hukum. Tidak proyustisia," kata Setyo ketika dikonfirmasi detikcom perihal hasil wawancara Time dengan Novel tersebut. (aud/dhn)