Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Andi Adnan mengatakan, setelah membunuh A, Wahyu diketahui langsung pergi ke kos-kosan temannya. Dia sempat mengambil handphone milik temannya itu dan langsung pergi menuju Lampung.
"Dia pergi ke Lampung dan ketemu sama bapaknya di sana. HP yang dia curi itu ditemukan di Lampung. Dia cerita ke bapaknya bahwa dia telah membunuh," kata Andi di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (13/6/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari Lampung, Wahyu kemudian kembali ke Jakarta. Andi mengatakan, Wahyu sempat berkeliling dari satu terminal ke terminal lainnya untuk mencopet. Keberadaan Wahyu akhirnya dapat terendus polisi pada Selasa (13/6) pukul 03.00 WIB. Dia berada di Pinang Ranti Kota Tangerang.
"Di Tangerang, dia ketemu kita di jalan. Kita sudah tahu itu dia. Dia dibuntuti sudah dua minggu. Dia ketemu rombongan mobil nih pas lagi jalan kaki. Begitu lihat rombongan, dia tembak duluan. Polisi untungnya tidak kena. Akhirnya kita lumpuhkan," jelas Andi.
Dalam satu tembakan, Wahyu kemudian tewas. Andi menyebut Wahyu menggunakan pistol rakitan untuk mengancam polisi dan ada sisa tiga butir peluru di saku celananya.
"Dia langsung ambruk begitu tembakan pertama. Kena di dada. Di saku ada sisa tiga peluru. Tapi memang setelah kita lihat, cara kerja senjata itu satu kali tembakan isi peluru lagi," sebutnya.
Setelah ditembak, jenazah Wahyu kemudian dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk kepentingan autopsi. (nkn/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini