"Yang pada hemat saya terhadap kasus ini Indonesia dapat bahkan perlu menampilkan peran sebagai penengah dan perantara, baik karena Indonesia adalah negara mayoritas penduduknya beragama Islam," ujar mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin di rumah dinas wapres, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Senin (12/6/2017).
Indonesia menurutnya memiliki prinsip politik luar negeri bebas aktif. Karena itu, Indonesia bisa berada pada posisi netral sebagai mediator dan mampu memainkan peran mediasi yang baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peran Wapres JK menurut Din juga sangat penting dalam mediasi tersebut. Dia menilai JK sebagai sosok yang mampu membawa pesan rekonsiliasi kepada negara-negara yang memiliki konflik diplomatik.
"Apa yang dilakukan mungkin segera mengutus utusan, apakah Menlu, atau boleh jadi bapak wakil presiden yang dikenal sebagai man of reconciliation dan saya kira beliau juga dikenal di negara-negara tersebut. Artinya pejabat tingkat tinggi," tegasnya.
Organisasi Kerjasama Islam (OKI) juga didesak untuk segera mengadakan sidang darurat dan meminta negara-negara yang tidak terlibat dalam konflik untuk bertemu di Jakarta.
"Saya kira dua hal itu yang bisa dilakukan oleh Indonesia secara cepat sebelum dampaknya berlanjut terutama jika terjadi eskalasi, apalagi kontak senjata maka saya kira susah nanti untuk melakukannya," ujar Din.
(fiq/fdn)











































