Dia menjalani pemeriksaan kurang-lebih 3 jam di kantor sementara Dittipidsiber Bareskrim, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Usai pemeriksaan dia menjelaskan detail SMS-nya tersebut.
"Tanggal 5 Januari 2016, saya SMS ke jaksa, 'kita buktikan siapa yang salah siapa yang benar. Siapa yang profesional siapa yang preman. Kekuasaan itu tidak ada yang langgeng. Saya masuk politik tujuannya untuk memberantas oknum penegak hukum yang semena-mena, yang transaksional, yang abuse of power. Catat kata-kata saya, saya akan jadi pimpinan Indonesia. Di situlah Indonesia akan bersinar'," Hary membacakan isi SMS versinya setelah menjalani pemeriksaan, Senin (12/6/2017).
"Kemudian tgl 7 Januari 2016, saya WA isinya sama. 'Saya masuk ke politik karena ingin Indonesia maju dalam arti yang sebenarnya'. Kemudian saya tambahkan Kasihan rakyat yg miskin makin banyak, sementara negara lain semakin berkembang'," sambung Hary.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini SMS bukan ancaman. Yang dipermasalahkan jadi ancaman di sini, mau memberantas oknum-oknum. Sifatnya kan jamak, bukan tunggal," ujar Hary.
SMS Versi Yulianto
Jaksa Yulianto ketika melaporkan Hary Tanoe pertama kali ke Bareskrim menyebut dia mendapatkan SMS dan WhatsaApp sebanyak tiga kali ke Hary Tanoe. Salah satu SMS yang paling dia soroti menyebut langsung nama 'Yulianto'.
![]() |
Penyebutan kata 'Yulianto' itulah yang membuat salah satu pertimbangan bagi Yulianto untuk melaporkan Hary Tanoe.
"Artinya ditunjukkan ke pribadi saya," ujar Yulianto kala itu.
Baca Juga: Jaksa Yulianto Laporkan Hary Tanoe ke Bareskrim
Yulianto mengatakan, pada 7 Januari dan 9 Januari 2016, dia kembali mendapatkan pesan singkat melalui aplikasi WhatsApp dari nomor yang sama.
Pesan yang diterima pada 7 Januari isinya sama seperti yang diterimanya pertama kali. Hanya, di bagian bawah ada penambahan kata-kata, yakni "Kasihan rakyat yang miskin makin banyak, sementara negara lain berkembang dan semakin maju."
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini