Empat jam berjalan kaki naik-turun bukit tentu sangat melelahkan. "Sekitar empat jam perjalanan normal. Siap tidak?" tanya Asep Kurnia, Kepala SMP Negeri 1 Leuwidamar, yang rela menjadi pemandu kami ke Baduy Dalam.
Asep sudah puluhan tahun hidup berdampingan dengan warga Baduy. Ia mengenal dengan baik seluk-beluk mereka. Bahkan ia sudah menerbitkan buku soal Baduy.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Baduy memilih mempertahankan gaya hidup tradisional mereka sebagai masyarakat agraris. Teknologi modern dibatasi dan aktivitas bertani dilakukan secara tradisional. Mereka hanya memakai segelintir alat pertanian, seperti bedog (golok), arit, kored (cangkul kecil), etem (sejenis ani-ani), dan pisau.
Berita selengkapnya dapat Anda baca di sini: (ayo/irw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini