"Rupanya kita butuh Pancasila," ujar Mahyudin dalam keterangan tertulis, Sabtu (10/6/2017).
Mahyudin mengatakan itu di hadapan ratusan santri Pesantren Khusus Yatim As Syafi'iyah, Jatiwaringin, Bekasi, Jawa Barat, (9/6/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai negara yang berlandaskan Pancasila maka bangsa ini mengakui adanya Tuhan yang Maha Esa. "Yang tidak bertuhan silakan keluar," kata politisi Golkar ini.
Sebagai bangsa yang ber-Tuhan, bangsa ini memiliki beberapa agama besar yakni Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Meski sebagai negara yang beragama namun bangsa ini bukan bangsa agama dan bukan bangsa dengan salah satu agama tertentu.
"Meski demikian kita juga bukan negara sekuler," tuturnya.
Mahyudin mengakui meski mayoritas penduduk Indonesia beragama namun masih ada yang lemah dalam pemahaman.
"Ada yang memahami agama secara keliru," ungkap Mahyudin.
Akibat yang demikian membuat terjadinya radikalisme. Karena itulah bisa memecah persatuan.
Ditegaskan bahwa negara ini didirikan untuk semua bukan untuk satu kelompok atau golongan. Untuk itu sosialisasi dilakukan untuk meningkatkan persatuan.
Dalam kesempatan itu, Mahyudin mengatakan pada Juni ini diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila. Menurutnya Pancasila lahir melalui proses yang panjang. Dari lima sila yang ada, intinya gotong-royong.
(nwy/ega)











































