Ustaz Adi Hidayat Lc, MA menjelaskan istilah tersebut bukan merupakan bagian dari hadis sahih. Bahkan Ustaz Adi tegas mengatakan hadis tersebut palsu.
"Ini bukan hadis sahih tapi hadis palsu, bukan hanya palsu, tapi palsu banget. Pertama riwayatnya bermasalah, kedua bertentangan dengan spirit Ramadan sebab Nabi meminta kita meningkatkan ibadah," jelas Ustaz Adi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu Ustaz Adi mengutip ulama Syekhh Abdul Mustofa, penulis kitab Ash Shyiam. Dalam kitabnya, Abdul Mustofa menyampaikan ayat pertama puasa itu turun di hari Senin, dimana saat itu sedang terjadi Perang Badar.
"Anda bisa bayangkan, Ramadan, panas terik, Perang Badar, aktifitas meningkat, mereka puasa, mereka baca Alquran, mereka salat. Mereka itu sahabat, dijamin masuk surga tanpa hisab. Tiba-tiba muncul orang belakangan, sahabat bukan, tabiin bukan, tidak dekat dengat Allah, pahala belum banyak, tidak ada jaminan surga, lantas Anda ingin menghindari ibadah dengan alasan tidur. Bagaimana Anda katakan itu hadis? mustahil," ungkap Ustaz Adi.
Baca Juga: #TanyaUstazAdi Macam-macam Doa Berbuka Puasa
Anda bisa menyaksikan program tanya-jawab bersama Ustaz Adi setiap hari di ramadan.detik.com. Setiap hari, bakal ada satu video tanya-jawab yang ditayangkan serta jawaban ustaz. Semoga menambah ilmu dan manfaat di bulan penuh hikmah ini.
(ega/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini