"Proses penanganan perkaranya, yang kami ketahui dari pihak polisi kita belum mendapatkan informasi. Koordinasi belum dilakukan, seperti yang direncanakan," ujar Kabiro Humas KPK Febri Diansyah kepada wartawan, di kantornya, Jl Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Jumat (9/6/2017).
Dalam kasus teror ini, KPK mendapat masukan salah satunya dari Komnas HAM untuk membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF). Komnas HAM saat ini sudah membentuk tim pemantauan yang melakukan investigasi teror terhadap Novel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang disampaikan kepada KPK bahwa ada temuan-temuan menarik. Tetapi lebih baik Komnas HAM yang mengumumkan. Ada informasi seperti pelaku diduga orang terlatih, dan hal ini direncanakan matang. Nanti kita lihat," sambung Febri.
Novel hingga saat ini masih menjalani perawatan di Singapura. Kondisi mata kanannya menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Sedangkan membran plasenta yang dipasang pada mata kiri Novel diputuskan untuk dicabut pada Senin (5/6) lalu.
"Dokter belum menyampaikan estimasi waktu, belum tahu kapan rawat jalan kembali ke Indonesia. Karena masih ada perawatan intensif dari perawatan mata kirinya," terang Febri.
Novel diserang setelah menunaikan salat subuh di Masjid Al-Ihsan, Selasa (11/4), di dekat kediamannya, Jalan Deposito T Nomor 8, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
(nif/fdn)