Konsolidasi 'Penyelamatan' Partai Papan Tengah

Konsolidasi 'Penyelamatan' Partai Papan Tengah

Erwin Dariyanto, Andhika Prasetia - detikNews
Jumat, 09 Jun 2017 10:59 WIB
Foto: Susasan pertemuan petinggi partai papan tengah di kediaman Zulkifli Hasan (dok. Istimewa)
Jakarta - Sejumlah petinggi partai politik papan tengah pada Rabu malam lalu bertemu di kediaman Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulikifli Hasan di jalan Widya Candra, Jakarta. Apa gerangan kesepakatan penting di balik pertemuan ini?

Hadir dalam pertemuan itu Ketum Gerindra Prabowo Subianto, Ketum PAN Zulkifli Hasan, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Ketum Hanura Oesman Sapta Odang (OSO), Ketum PPP Romahurmuziy, Presiden PKS Sohibul Iman, dan Ketua Fraksi Demokrat Eddhie Baskoro Yudhoyono (Ibas).

Ketua Umum PPP Romahurmuziy (Romi) mengatakan bahwa pertemuan itu adalah antar sesama partai papan tengah. Ada beberapa hal yang dibahas, terutama menyangkut sejumlah isu dalam revisi undang-undang tentang penyelenggaraan pemilu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, kata Romi pertemuan tersebut digelar bukan untuk mencapai kesepakatan. "Kami hanya sharing saja sebagai sesama partai papan tengah, bukan kesepakatan. Tentu aneka isu dalam RUU Pemilu," kata Romi kepada wartawan, Jumat (9/6/2017).

Zulkifli Hassan yang ditemui secara terpisah sebelumnya mengatakan banyak hal yang dibahas dalam pertemuan tersebut. "Kalau orang partai ketemu ya ngomongin macam-macam. Kenapa sekarang gaduh, kenapa sekarang terjadi kesenjangan, lain-lain lah, semua juga dibahas. Kalau orang ketemu masak nggak ngomong itu gunanya silaturahim," kata Zulkifli di kediamannya Kamis (8/6/2017).

Waketum PAN Viva Yoga Mauladi mengatakan bahwa dalam pertemuan tersebut petinggi parpol konsolidasi untuk membahas isu krusial di RUU Pemilu yang tidak divoting.

"Mengupayakan proses musyawarah mufakat. Kedua, lebih mengutamakan kebersamaan sebagai parpol. Apa itu? Saling tenggang rasa dengan membuat RUU pemilu yang mampu akomodasi seluruh kepentingan parpol yang berbeda jumlah kursinya di DPR," ujar Viva di kompleks parlemen, Senayan, Jakpus, Kamis (8/6).

Nah salah satunya yang jadi pembahasan panas adalah menyangkut Parliamentary Threshold dan Presidential Threshold yang menentukan eksistensi parpol di parlemen dan keikutsertaan parpol di Pilpres 2019 mendatang.

"Misalnya penerapan parliamentary threshold. Kalau semakin tinggi, bagaimana parpol yang memiliki jumlah kursi rendah. Kira-kira lolos apa nggak. Itu dalam rangka memperkuat sistem presidensial," ucap Viva.

Ketua Fraksi Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) yang ikut dalam pertemuan tersebut mengatakan bahwa ada 5 isu krusial yang memerlukan penyamaan pandangan antar fraksi. Melalui pertemuan tersebut dia yakin akan ada titik temu.

"Kami melihat terakhir ada 5 isu krusial yang masih memerlukan penyamaan atau pandangan dari masing-masing fraksi atau partai politik. Saya pikir pasti ada jalan, pasti ada titik temu dan undang-undang pemilu ini kan mudah-mudahan tidak sampai dengan pemilihan atau voting, kalau bisa musyawarah itu lebih baik," kata Ibas di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (8/6/2017). (erd/van)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads