Kali ini eksperimen yang dikirimkan adalah berjudul The Fermentation of Soybeans in Microgravity Experiment atau Fermentasi Kedelai dalam Kondisi Mikrogravitasi alias pertumbuhan tempe di antariksa. Mengapa tempe?
Eka Trisno Samosir, guru di Yayasan Del sekaligus mentor penelitian menjelaskan bahwa ada dua hal yang menjadikan tempe sebagai obyek penelitian. Pertama eksperimen tahun ini adalah melanjutkan penelitian sebelumnya di 2016 tentang pertumbuhan ragi di luar angkasa dalam kondisi near-zero graviy.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alasan kedua adalah, Yayasan Del ini mengenalkan tempe yang makanan tradisional ke dunia. "Kedua, ini (tempe) makanan tradisional tempe mendunia ini kan banyak gizinya," kata Eka.
Perangkat penelitian dikirimkan dengan menumpang pada muatan roket SpaceX, Falcon 9. Eksperimen tersebut dikirimkan ke Amerika pada Januari lalu dan baru dikirimkan ke Stasiun Antariksa Internasional atau ISS pada Minggu, 4 Juni 2017.
Menurut Eka, ada 12 orang yang terlibat dalam eksperimen ini. Mereka adalah Eka Trisno Samosir dan Ari Raharja selaku mentor, dua mahasiswa dari Institut Teknologi Del yakni Theodora Mega Putri Lumban Gaol dan Putry Yosefa Siboro. Serta delapan pelajar SMA Unggul Del yakni Afner Sirait, Arico Liberty Setiawan Sembiring, Oliver Danofan Nainggolan, Rejoel Mangasa Siagian, Matthew Addrian Silalahi, Ronaldo Simatupang, Ruth Johana Hutagalung, dan Stanley Martin Siagian.
![]() |
Di tangan 12 anak bangsa dari Yayasan Del, tempe makanan tradisional Indonesia dibawa mendunia bahkan diteliti hingga ke luar angkasa. (erd/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini