Kalender akademik di United Kingdom pun menjadi tantangan tambahan bagi para pelajar muslim dalam menjalani ibadah puasa, karena di term ini, kami sedang menjalani exam, project company, penelitian laboratorium, dan disertasi. Pengerjaan project company dan disertasi pun ada yang memerlukan travelling ke luar kota atau bahkan luar negeri untuk pencarian data.
Waktu malam yang relatif singkat juga membuat kami belajar mengatur waktu secara efisien. Pasalnya waktu Magrib di sini jatuh pada pukul 21.40, lalu Isya pada pukul 22.57, dilanjutkan dengan tarawih yang selesai pada pukul 00.00, kemudian Subuh jatuh pada pukul 02.45.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alhamdulillah, kampus kami (Lancaster University) memiliki prayer room/musala bagi perempuan dan laki-laki, yang memberikan iftar secara gratis setiap hari dan memfasilitasi salat Magrib β Isya β tarawih - Subuh berjemaah. Hal ini merupakan suatu keistimewaan tersendiri bagi muslimah di Lancaster karena belum tentu muslimah di kota lain dapat menikmati salat berjemaah di prayer room/musala/masjid. Muslimah yang pergi sendiri ke masjid bukanlah hal yang biasa di sini.
Selain itu, berbuka bersama teman-teman Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) juga dapat mengobati rindu nuansa berpuasa di Indonesia dengan hidangan khas Indonesia tentunya. Ditambah lagi, udara di United Kingdom terbilang sejuk saat musim panas sekitar 16-20oC dengan semilir angin. Teman-teman non-muslim juga menghormati dan menyemangati kami yang berpuasa.
![]() |
Namun demikian, tak ada yang mengalahkan rindunya berbuka puasa bersama atau sahur bersama keluarga dengan hidangan favorit masakan ibu di rumah. Perbedaan waktu antara United Kingdom dan Indonesia yang seharusnya hanya 6 jam pun jadi terasa 12 jam karena perbedaan pergerakan matahari. Ketika di sini (United Kingdom) berbuka puasa, keluarga di Indonesia sedang sahur.
Lebih jauh lagi, pelajar muslim di United Kingdom harus waspada karena sejak kejadian bom di konser Ariana Grande di Manchester dan aksi terorisme di London beberapa waktu lalu, status kewaspadaan United Kingdom meningkat menjadi level tertinggi, 'critical'. Terakhir dikabarkan Sabtu pekan lalu, terjadi serangan teror kembali di London. Sampai Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) memberikan imbauan untuk selalu berhati-hati.
Hal ini juga berdampak pada peningkatan terjadinya kasus hate crime terhadap muslim, mengingat pelaku teror adalah muslim. Seorang teman ada yang pernah diteriaki dan ada pula yang menjadi takut untuk keluar rumah. Merupakan suatu ironi ketika mendengar atau membaca berita bahwa di Indonesia justru terjadi hal-hal sebaliknya bahwa sedang banyak terjadi hate crime kepada saudara-saudara non-muslim atau bahkan perpecahan di antara muslim itu sendiri.
Bulan Ramadan sejatinya menjadi momen refleksi untuk memperbaiki diri, mempererat persaudaran dengan saling berbagi dan memaafkan. Semoga kita semua dapat meraih kemenangan dan kembali kepada fitrah pada tahun ini.
*) Marsya Mutmainah Handayani adalah mahasiswa LLM Environment and Law di Lancaster University, United Kingdom. Penulis tergabung dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Lancaster.
*) Artikel ini terselenggara atas kerja sama dan partisipasi Perhimpunan Pelajar Indonesia se-Dunia (PPI Dunia).
***
Para pembaca detikcom, bila Anda mempunyai cerita yang berkesan saat Ramadan seperti yang diceritakan di atas, silakan berbagi cerita Anda ke email: ramadan@detik.com. Sertakan 2-3 foto yang mendukung cerita Anda, data diri singkat dan kontak (email atau nomor HP) yang bisa dihubungi. (nwk/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini