Selain Djarot, Sekda DKI Saefullah turut memberikan zakat dengan nilai yang sama dengan Djarot. Dalam kesempatan tersebut, Kadis Kesehatan DKI Koesmedi menjadi pejabat yang paling besar memberikan zakatnya, yaitu Rp 88,8 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Waktu kita sedekah, infak, zakat, sebenarnya nggak perlu orang lain banyak yang tahu. Harusnya yang diumumkan itu BAZIS dapat berapa banyak baru dikasih tahu," kata Djarot di lokasi acara.
![]() |
Selain itu, Djarot memberi masukan kepada BAZIS untuk penyaluran uang zakat yang mereka dapat. Djarot mengimbau BAZIS membagi uang zakat menjadi 2. Yang pertama adalah uang tunai kepada lansia dan kaum duafa. Yang kedua, dalam bentuk unit usaha dan ekonomi kreatif serta beasiswa.
"Kasih unit usaha, ekonomi kreatif, dan beasiswa. Supaya nanti bisa kembali memberikan manfaat juga kalau mereka sukses kan bisa zakat juga. Biar kalau warga nggak mampu secara ekonomi tetap punya keahlian lain," tutur Djarot.
Terakhir, Djarot berpesan agar semua pengelola BAZIS tidak melakukan korupsi uang zakat yang sudah dikumpulkan oleh warga. Dia ingin semua zakat dikembalikan kepada warga yang membutuhkan.
"Pengelola BAZIS ujiannya adalah jangan sampai ada uang yang melekat pada diri Anda alias di korupsi. Kembalikan ke mereka yang membutuhkan," tutur Djarot. (bis/imk)