"Belum. Kita belum bertemu. Harus rapat dulu, baru kita menentukan," kata Syafii Maarif berbicara soal penyiapan program UKP Pancasila saat ditemui usai pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (7/6/2917).
Syafii secara pribadi menilai kepercayaan publik terhadap lembaga pemantapan Pancasila mulai pudar. Karena itu perlu kembali dipulihkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengenai tantangan yang akan dihadapi ke depan, Syafii menyebut perlu upaya maksimal membawa nilai Pancasila kembali ke tengah masyarakat. Terutama sila kelima yakni 'Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia'.
"Tantangannya yang terbesar bagaimana membawa Pancasila itu, nilai luhur turun ke bawah, terutama sila ke-5. Soalnya ketimpangan sosial kita tajam sekali. Ini yang menurut saya penting sekali untuk melawan radikalisme segala macam itu, ini dulu," katanya.
"Sila ke-5 itu sejak kita merdeka, proklamasi itu tidak dijadikan secara penuh dalam strategi pembangunan nasional. Itu masalah kita," imbuhnya.
Saat ini pemerintah menurut Syafii masih berusaha agar wujud sila kelima tersebut bisa dirasakan oleh masyarakat.
"Masih berusaha. Ya memang pemerintah yang pokok. Kita membantu saja toh. Ini kan unit kerja, ya kita membantu Presiden, memberi masukan kepada presiden nanti. Jadi yang kita rapat mungkin sekali sebulan, bertemu Presiden tiga bulan sekali. Itu menurut Keppres yang baru itu," jelasnya.
Mengenai masukan yang akan diberikan ke Presiden, Syafii menyebut pihaknya harus lebih dulu berdiskusi.
"Nanti kita bicara dulu. Diskusi dulu, berkelahi dulu gitu loh," canda pria yang akrab disapa Buya ini.
(jor/fdn)