Ramadan dan Ikhtiar Mendirikan Masjid Indonesia di Utrecht

ADVERTISEMENT

Ramadan dan Ikhtiar Mendirikan Masjid Indonesia di Utrecht

Nograhany Widhi K - detikNews
Rabu, 07 Jun 2017 09:42 WIB
Komunitas muslim Indonesia di Utrecht berbuka puasa bersama. Sedang berikhtiar mendirikan masjid Indonesia. (Ristiyanti Ha)ndayani
Jakarta - Komunitas muslim Indonesia di Utrecht, Belanda, sangat khusyuk menjalankan puasa Ramadan. Mereka sambil tak henti berikhtiar membangun masjid Indonesia di sana.

"Kami adalah para perantau asal Indonesia yang menetap di Kota Utrecht, Belanda, kota yang dianggap sebagai kota keuskupan lama Belanda dengan Domkerk (menara gereja) sebagai landmark-nya," demikian tulis Ristiyanti Handayani, WNI yang sudah sejak 2011 tinggal di Belanda dalam e-mail yang dikirimkan ke detikRamadan, yang ditulis pada Rabu (7/6/2017).

Kota ini, imbuh Ristiyanti, berpenduduk sekitar 400.000 jiwa dengan penduduk muslim berjumlah sekitar 13.000 ribu dari berbagai negara, seperti Turki, Maroko, Indonesia, Suriname, Somalia, India, Pakistan, dan Mesir.

Muslim di Utrecht pada Ramadan ini mesti berpuasa selama sekitar 18 jam dengan musim panas yang cukup gerah. Namun, dia menjelaskan, komunitas muslim Indonesia selalu memiliki jadwal berkumpul di bulan Ramadan.

Ramadan dan Ikhtiar Mendirikan Masjid Indonesia di UtrechtKomunitas muslim Indonesia di Utrecht berbuka puasa bersama. Sedang berikhtiar mendirikan masjid Indonesia. (Ristiyanti Ha)ndayani


"Selama bulan Ramadan, setiap akhir pekan, kami yang tergabung dalam perkumpulan SGB (Stichting Generasi Baru), yang diketuai oleh Bapak Supardi Hasanudin, berkumpul dan berbuka bersama (iftar) dilanjut salat magrib, isya, dan tarawih berjemaah," kata dia.

Acara buka puasa bersama komunitas muslim yang tergabung dalam SGB ini, lanjutnya, adalah acara rutin yang diselenggarakan setiap tahun. Tujuannya menjalin tali silaturahmi dan mempererat semangat persaudaraan, bukan hanya bagi komunitas muslim Indonesia, tapi juga buat muslim Belanda yang tergabung dalam kelompok pengajian Bina Dakwah.

"Senantiasa ada kisah indah dan unik yang sulit kami lupakan ketika kami meretas jejak perjalanan ukhuwah lintas etnis, budaya, dan bahasa," jelas Ristiyanti, yang bersuamikan seorang WN Belanda.

Salah satu pengalaman tak terlupakan itu adalah saat iftar atau berbuka puasa pada Sabtu, 3 Juni 2017. Saat itu, seorang remaja 16 tahun bernama Dimas, anak dari pasangan ayah WN Belanda dan ibu WN Indonesia, telah memilih jalan spiritualnya dalam Islam. Dimas pun mengucapkan dua kalimat syahadat yang dibimbing oleh Ustaz Bari Muchtar.

Ramadan dan Ikhtiar Mendirikan Masjid Indonesia di UtrechtKomunitas muslim Indonesia di Utrecht berbuka puasa bersama. Sedang berikhtiar mendirikan masjid Indonesia. (Ristiyanti Ha)ndayani


"Prosesi tersebut membuat kami larut dalam khidmat dan rasa haru serta ucap syukur atas keagungan kuasa Allah SWT," tuturnya.

Komunitas muslim Indonesia kini juga sedang berikhtiar mendirikan masjid Indonesia di Utrecht. Mimpi yang ditindaklanjuti dengan ikhtiar mendirikan masjid ini lantaran musala muslim komunitas Indonesia makin tak muat menampung jemaah.

"Saat ini tempat kami melaksanakan serangkaian kegiatan adalah sebuah musala yang sebelumnya digunakan sebagai minimarket. Dikarenakan jumlah jemaah semakin bertambah dari waktu ke waktu, sehingga kami sekarang sedang berupaya dengan jalan bergotong royong secara moril dan material lewat penggalangan donasi, baik dalam bentuk infak, sedekah, maupun wakaf guna mewujudkan impian kami semua akan sebuah mesjid komunitas muslim Indonesia di Utrecht," ungkap perempuan yang menetap di Utrecht sejak 2014 ini.

Selain itu, komunitas muslim Indonesia di Utrecht menggalang dana keroyokan di situs kitabisa.com demi bisa membangun masjid ini di https://kitabisa.com/masjidutrechtbelanda.

"Semoga niat kami memiliki masjid sebagai tempat bagi kami dan anak-anak kami belajar dan memahami ajaran Qurani mendapatkan ridho dari Allah SWT," tuturnya.

***

Para pembaca detikcom, bila Anda mempunyai cerita yang berkesan saat Ramadan seperti yang diceritakan di atas, silakan berbagi cerita Anda ke email: ramadan@detik.com. Sertakan 2-3 foto yang mendukung cerita Anda, data diri singkat dan kontak (email atau nomor HP) yang bisa dihubungi. (nwk/mpr)


ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT