Posisinya yang strategis di persilangan 2 benua, membuat Turki mempunyai bentangan alam yang menakjubkan. Dan dengan alam, mereka bersinergi membentuk budaya yang jadi ciri khas.
Kali ini perjalanan tim Jazirah Islam, sampai di provinsi paling ujung timur Turki, Erzurum. Erzurum merupakan provinsi terbesar di wilayah Anatolia timur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Tujuan tim Jazirah Islam, ada di wilayah pedesaan Kosapinar, yang berjarak 30 kilometer dari pusat kota. Suasana di Kosapinar memang tidak seperti daerah di Turki pada umumnya.
Bentuk rumah dan paras warganya, justru condong ke timur tengah. Secara geografis, Erzurum memang dikelilingi negara-negara timur tengah. Iran di sebelah timur, dan Irak serta Suriah di bagian selatan .
Ada 200 warga tinggal di sini. Namun desa ini sangat sepi. Selain karena cuaca masih dingin, desa-desa di Erzurum memang cenderung tertutup, terlebih para perempuan.
Mereka lebih memilih tinggal di rumah, dan tidak berinteraksi dengan orang asing. Erzurum punya budaya yang unik. Ehram, nama pakaian tradisional khas Erzurum, yang artinya kain penutup.
![]() |
Selain menjadi pelindung tubuh, kain yang sudah digunakan sejak 200 tahun silam ini juga jelas menunjukkan identitas muslim. Karena menutupi tubuh hingga kepala, bahkan muka.
Ehram terbuat dari bulu domba. Mayoritas warga Kosapinar memang hidup dari beternak domba. Dari alam, warga Erzurum belajar untuk memanfaatkan dan beradaptasi dengan sumber alam yang tersedia. Dulunya setiap perempuan dewasa di desa Kosapinar bisa membuat Ehram. Namun kini, hanya tersisa kurang dari 10 orang saja .
Kurangnya peminat membuat Ehram tidak lagi banyak diproduksi. Tradisi ini telah mulai tergerus zaman. Aktivitas tinggi menuntut orang memakai pakaian yang lebih praktis dan mengikuti tren.
Tidak hanya sekedar selembar kain, Ehram telah menjadi bagian tradisi, juga identitas muslim Erzurum. Jika di pedesaan hanya segelintir perempuan yang masih menggunakan Ehram. Di kota Erzurum, saya sama sekali tidak melihat Ehram dikenakan.
"Saat ini anak-anak muda sudah nggak pakai Ehram lagi. Karena itu saya terus membuat inovasi Ehram, agar anak muda tertarik. Bentuknya yang terlihat tua, membuat anak muda nggak suka. Tapi sekarang setelah saya membuat berbagai inovasi, mereka lebih menyukai," ungkap pengrajin ehram, Hulya Saltuklu.
![]() |
Sudah 6 tahun Hulya bergelut dengan Ehram. Kecintaannya pada tradisi membuatnya masih terus berkecimpung dengan kain dari bulu domba ini.
Di tangan Hulya, Ehram kini menjelma dalam beragam bentuk dan desain. Mulai dari pakaian-pakaian cantik, hingga aneka pernak pernik. Semoga Ehram tetap dikenal dan tak lekang dimakan zaman.
Saksikan kisah lengkap kehidupan muslim di Kota Erzurum Turki dan tradisinya dalam "Jazirah Islam" di TRANS7 pada Rabu 7 Juni 2017 pukul 15.00 WIB.
(ega/nwk)