Negara bagian federasi Rusia ini merupakan salah satu pusat konsentrasi muslim dengan angka populasi yang sangat fantastis, yakni sekitar 1,2 juta jiwa.
Beberapa tahun silam, Chechnya pernah luluh lantak akibat serangkaian peperangan panjang, yang menghancurleburkan negeri ini tanpa tersisa. Kini Chechnya telah berhias diri. Di bawah kepemimpinan Ramzan Kadyrov, Grozny menjelma menjadi titik cahaya Islam di tengah Rusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang paling menonjol, lantunan suara muazin yang mengumandangkan azan untuk panggilan salat. Allahu akbar, sungguh Allah Mahabesar, yang membawa agama rahmatan lil alamin ke seluruh penjuru bumi ini.
Hamad dan Alimah, muslim asli Chechnya, berbaik hati menerima kedatangan tim Jazirah Islam. Bersama mereka, kami bisa melihat keseharian muslim Chechnya.
Keluarga muslim Chechnya di Kota Grozny (Yoga Endryanto/Trans7) |
Persinggahan pertama adalah kawasan pasar tradisional, bernama Berkat. Pasar Berkat atau warga setempat memanggilnya Berkat Bazaar terletak tak jauh dari pusat Kota Grozny.
Nama Berkat, dalam bahasa Chechen, bermakna cukup, melimpah, dan kemakmuran. Seperti harapan setiap warga Chechnya yang datang ke pasar ini. Setiap hari pasar ini buka mulai pukul 07.00 hingga pukul 15.00.
Beragam barang dagangan dijajakan di kios-kios kecil. Dari aneka perlengkapan rumah tangga, pakaian, sayur-mayur, hingga lauk-pauk seperti ikan kering yang didatangkan dari wilayah lain.
Karena wilayah ini berpenduduk mayoritas muslim, bisa dipastikan seluruh barang dagangan yang dijual di dalam pasar ini halal, termasuk ayam potong yang akan dibeli Alimah. Selain kios-kios kecil, di bagian luar Pasar Berkat berjejer toko yang juga menawarkan aneka bahan kebutuhan bagi warga Grozny.
Keluarga Hamad dan Alimah dikaruniai 3 putra. Hamzah (20), Muslim (17), dan si bungsu Mansyur. Bagi Hamad dan Alimah, mereka adalah kebanggaan keluarga. Meski tidak hidup di gemerlap Moskow, mereka bisa melaksanakan ibadah dengan bebas dan bisa berkumpul bersama keluarga setiap hari. Hal itu merupakan wujud rezeki Allah SWT yang tak terkira.
Sementara bagi orang Indonesia beras adalah makanan utama, tepung merupakan sumber karbohidrat muslim Chechen. Untuk menyambut tamu, Alimah menyiapkan makanan spesial, yaitu zizigh galnish.
Bagi muslimah Chechen, mereka telah dilatih membuat hidangan zizigh galnish sejak masih belia. Dalam hidangan zizigh galnish, tak banyak bumbu digunakan, cukup sedikit garam dan penyedap rasa, untuk memperkuat rasa gurih pada kuah kaldu.
Keluarga muslim Chechnya di Kota Grozny (Yoga Endryanto/Trans7) |
Selain menggunakan daging ayam, dalam kuliner zizigh galnish ala Chechnya, warga juga kerap memakai daging sapi atau domba. Di bulan Ramadan, hidangan ini menjadi menu utama untuk mengisi energi setelah seharian penuh berpuasa.
Kuatnya generasi Islam di Chechnya bukan datang dengan tiba-tiba. Kecintaan terhadap agama rahmatan lil alamin itu dipupuk sejak mereka masih belia.
Di Grozny, ada sekolah hafiz atau penghafal Al-Quran bernama Kheda Kishieva. Sekolah ini telah berdiri selama 5 tahun, dengan jumlah siswa sekitar 100 orang, yang semuanya laki-laki.
Di Grozny, ada sekolah hafiz atau hafalan Al-Quran, bernama Kheda Kishieva (Yoga Endryanto/Trans7) |
Usia 8 tahun merupakan syarat minimal untuk memasuki sekolah ini. Setelah itu, setiap siswa akan menempuh masa pembelajaran Al-Quran hingga mereka berusia 13 tahun, 8 hingga 10 jam setiap harinya harus mereka habiskan untuk menghapal ayat-ayat suci Al-Quran.
Sekolah ini serupa dengan sistem pondok pesantren Al-Quran yang ada di Indonesia. Seluruh siswa difokuskan untuk membangun kemampuan diri dalam ilmu agama Islam.
Menakjubkan, negara federasi Chechnya begitu serius melahirkan generasi baru yang cinta Islam dan Al-Quran. Sekolah ini sama sekali tak memungut biaya. Sang orang tua hanya cukup membekali putra mereka dengan pakaian layak. Sementara fasilitas tempat tinggal dan kebutuhan makanan didanai langsung oleh sang pemimpin, Ramzan Kadyrov.
Di Grozny, ada sekolah hafiz atau hafalan Al-Quran, bernama Kheda Kishieva (Yoga Endryanto/Trans7) |
Di sini, setiap siswa bebas memilih cara untuk menghafal Al-Quran. Tak boleh ada paksaan atau hukuman. Kecintaan terhadap ayat-ayat suci Al-Quran dibangun dengan penuh cinta kasih. Yang terpenting, ketika memasuki sekolah ini, sang calon siswa setidaknya bisa mengenali dan membaca huruf hijaiyah. Setelah itu, pelajaran akan dimulai dengan memberikan tugas untuk menghafal surat-surat pendek terlebih dahulu.
Jika seseorang menghafal 1 halaman kitab suci Al-Quran dalam sehari, diperkirakan hafalan akan selesai dalam waktu sekitar 3 tahun. Benih-benih generasi muslim baru di Chechnya benar-benar membuat takjub. Setiap hari, mereka benar-benar dibimbing untuk mencintai Islam, agama rahmat bagi semesta alam.
Simak kisah lengkap tentang kehidupan muslim Chechnya dalam program "Jazirah Islam" di TRANS7 pada Selasa, 6 Juni 2017 pukul 15.00 WIB. (nwk/nwk)












































Keluarga muslim Chechnya di Kota Grozny (Yoga Endryanto/Trans7)
Keluarga muslim Chechnya di Kota Grozny (Yoga Endryanto/Trans7)
Di Grozny, ada sekolah hafiz atau hafalan Al-Quran, bernama Kheda Kishieva (Yoga Endryanto/Trans7)
Di Grozny, ada sekolah hafiz atau hafalan Al-Quran, bernama Kheda Kishieva (Yoga Endryanto/Trans7)