Ustaz Solmed Tak Merasa Diwawancara Saat Ditahan Imigrasi Singapura

Ustaz Solmed Tak Merasa Diwawancara Saat Ditahan Imigrasi Singapura

Ray Jordan - detikNews
Senin, 05 Jun 2017 07:35 WIB
Foto: Dok. Istimewa
Jakarta - Pihak Kedutaan Besar RI (KBRI) Singapura menyebut Ustaz Sholeh Mahmoed Nasution (Solmed) hanya diwawancarai saat ditahan oleh Imigrasi Singapura. Ustaz Solmed sendiri merasa tidak diwawancarai saat ditahan selama lebih-kurang 10 jam tersebut.

Solmed mengatakan, saat ditahan oleh pihak Imigrasi Singapura, dia langsung bertanya kepada temannya di Jakarta. Teman dia pun menjawab penahanan tersebut merupakan hal yang biasa dan paling tidak memakan waktu satu sampai dua jam.

"Ternyata kan sampai 10 jam. Dan saat 10 jam itu, saya tidak ada wawancara. Dia berdiri cuma tanya nomor telepon, Facebook, e-mail, terus pergi kabur. Kalau yang namanya wawancara berarti kan berhadapan ya, interogasi. Kalau saya dinyatakan clear saya dinyatakan bisa pulang atau bisa masuk. Nah, ini tidak," kata Solmed saat berbincang dengan detikcom, Minggu (4/6/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Solmed mengatakan, selama 10 jam tersebut, dia ditahan di salah satu ruangan kecil berpendingin udara (AC). Ruangan itu juga terkunci. Pihak Imigrasi Singapura hanya sesekali mendatanginya dan itu pun hanya bertanya singkat.

"Saya kan masuk kan jam 09.30 (waktu Singapura), (petugas) kemudian masuk lagi pukul 13.00, kita berarti dibiarkan berapa jam itu? Masuk pukul 13.00 cuma tanya Facebook, e-mail, dan lain-lain, kemudian datang lagi pukul 17.30. Apakah itu yang dimaksud dengan wawancara? Tanya credit card, bawa uang berapa, kemudian bongkar tas, semua kita lakukan, tapi setelah itu dia pergi," ucap Solmed.

"Pertanyaan saya, itu masuk wawancara atau bukan? Apakah begitu prosedur pertanyaannya. Kalau yang saya tahu namanya interogasi, duduk berhadapan, tanya nama dan lain-lain," katanya.

Meski demikian, selama ditahan tersebut, dia tidak mendapat perlakuan kasar secara fisik. Namun dia mengaku mendapat tekanan secara kejiwaan.

"Mengapa saya diperlakukan seperti ini? Dikunci, kita dipenjara, tidak punya akses komunikasi, mau ngapa-ngapain susah, dalam keadaan dingin, AC-nya kencang. Dan kita tidak tahu apakah clear atau tidak. Maksud saya kan tekanan-tekanan psikologi itu terjadi pada saat itu," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Ustaz Solmed ditahan oleh Imigrasi Singapura pada Sabtu (3/6). Pihak KBRI Singapura menyebut Solmed hanya diwawancarai.

"KBRI Singapura selama ini senantiasa memberi bantuan dan memastikan perlindungan hak-hak kekonsuleran setiap WNI dengan menghormati ketentuan hukum dan peraturan serta prosedur yang berlaku di negara setempat," demikian pernyataan KBRI Singapura seperti disebutkan staf KBRI Bidang Media Sosial dan Budaya Melati Sosrowidjojo dalam pernyataannya, Minggu (4/6).

KBRI Singapura telah menerima informasi tertahannya Ustaz Solmed dan rekannya, Syurohbiel Mahfudz. KBRI telah berkoordinasi dengan pihak ICA Singapura dan Ground Operation Airport Command ICC (Air) ICA Bandara Changi.

"Informasi yang diperoleh bahwa kedua WNI tersebut diwawancarai dan tidak dilakukan penahanan," kata Melati. (jor/fai)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads