Cerita Hanum soal Pertemuan Amien Rais dengan Seorang Jenderal

Cerita Hanum soal Pertemuan Amien Rais dengan Seorang Jenderal

Sukma Indah Permana - detikNews
Jumat, 02 Jun 2017 18:36 WIB
Amien Rais mengklarifikasi aliran dana Rp 600 juta kepada dirinya, di rumahnya, Gandaria, Jaksel, (2/6). (Ari Saputra/detikcom)
Jakarta - Amien Rais telah menyampaikan penjelasannya soal aliran dana Rp 600 juta yang disebut berasal dari dana dugaan korupsi alat kesehatan dengan terdakwa eks Menkes Sidi Fadilah Supari. Dia mengaku dana itu berasal dari Soetrisno Bachir untuk biaya operasionalnya.

Setelah Amien, salah satu putrinya, Hanum Salsabiela Rais, juga turut buka suara. Hanum berbicara soal pertemuan sang ayah dengan seorang jenderal dalam tulisan berjudul 'Perisai Lahir Batin Amien Rais'.

"Di awal April 2017 lalu, seorang mantan jenderal yang duduk di posisi pemerintahan cukup strategis menemui Bapak (Amien Rais). Ia mengatakan bahwa ia dikirim bos ya yang ingin bertemu Bapak," tulis Hanum di akun Facebook-nya dan telah dimintai konfirmasi oleh detikcom, Jumat (2/6/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hanum melanjutkan sang jenderal datang dengan tugas membuat titik temu dan pertemuan antara pihak yang disebut sebagai 'bos' dan Amien Rais.

Amien saat itu, lanjut Hanum, menerima ajakan pertemuan tersebut dengan senang hati. Namun sang jenderal mengatakan pihak yang ingin bertemu dengan Amien ingin mengadakan pertemuan secara rahasia, tidak tercium media, karena pembicaraannya akan bersifat rahasia.

"Bapak tercenung. Ini sesuatu yang aneh. Mengapa harus rahasia?" ujar Hanum.

Singkat cerita, Amien akhirnya menolak ajakan pertemuan itu.

"Maaf, jika ingin bertemu silakan, tapi terbuka, biarkan media melansir, biarkan mereka tahu hasil pembicaraan, toh pasti terbaik untuk bangsa. Jika pertemuan rahasia, saya tahu, saya hanya akan jadi bangkai politik Anda," tulis Hanum menirukan perkataan Amien kepada jenderal tersebut.

"Sang utusan mundur, pamit dalam kekecewaan. Saya mendengar dan melihatnya semua dari balik pintu di Joglo. Oh ini tho Bapak Mantan Jenderal yang sering jadi penghubung itu," ucapnya.

Hanum mengaku sempat bertanya langsung kepada ayahnya, "Pak, beliau bos pasti akan tersinggung dengan jawaban Bapak. Dan it's just a matter of time, you'll be singled out. Hanya soal waktu Bapak akan diperkarakan entah bagaimana dan apa caranya."

"Bapak mengangguk. Ia sangat paham," kata Hanum menggambarkan jawaban Amien kala itu.

Hanum mengatakan, "Amien Rais, memang ayah saya. Tapi saya mengagumi bagaimana ia menerima suatu hal, yang bagi sebagian orang, termasuk saya, adalah musibah. Tapi karena ia seorang insyaallah rajulun shalih, ia menerimanya dengan lapang dada bahkan menganggap blessing in disguise, keberkahan yang terselip dalam sebuah ujian. Termasuk tuduhan menerima aliran dana. Ia tidak akan bersembunyi atau malah kabur. Blessing yang bagaimana? Silakan nanti wartawan hadir (dalam jumpa pers)."

Hanum mengatakan tidak hanya sekali ini Amien menerima tudingan ini.

"Yang bersifat seolah melanggar hukum, dicitrakan koruptif, hipokrit, dan lain-lain yang muaranya satu: pembunuhan karakter karena manuver Bapak dianggap tidak kooperatif dengan para petinggi nasional," tutur Hanum.

"Hingga akhirnya saya menyimpulkan 'yang penting Amien Rais disebut dulu, diberitakan, dimunculkanlah opini dan bola liar fitnah yang keji di media, hingga kepingan-kepingan tuduhan tersebut terbang tak terkontrol lalu setelah yakin the damage has been done, bahkan tidak akan terkoreksi lewat klarifikasi, selesai sudah misi," lanjutnya.

"Selama 36 tahun saya tahu benar bagaimana Bapak memberi perisai pada dirinya dalam kancah politik yang sering kali membuat orang lunglai karena tak kuat dirundung. Mereka adalah salat, puasa, tadarus, zikir, dan sedekah," kata Hanum.

Hanum mengatakan juga saat dia akan menyusun siasat bagaimana seharusnya Amien mengklarifikasi permasalahan ini.

Namun, kata Hanum, Amien dengan tersenyum mengatakan kepadanya, "Yang terjadi pada Bapak semua atas izin Allah The Almighty. Ini berkah! Ini berkah! Tidak sedikit pun Bapak merasa ini hukuman atau ujian. Kamu kalau baca Alquran, nggak perlu berkelit atau takut. Hadapi dengan kejujuran."

"Yah. Itulah saya, saya memang bukan Amien Rais. Saya masih anak-anak yang ketika terjadi suatu peristiwa yang memojokkan, justru terpikir bagaimana bersiasat agar tak jujur, atau membalasnya, atau malah ngelokro berputus asa. Memandang hal yang unfortunate dengan kacamata keberkahan, mungkin hanya bisa dirasa oleh orang yang maqom imannya sudah qualified," ujarnya.

Hal ini kemudian mengingatkan Hanum pada momen beberapa tahun silam. Saat dia putus asa karena kandungannya keguguran.

Namun saat itu, Hanum bercerita, ayahnya mengatakan tak suka dengan keputusasaannya tersebut. Amien meyakinkan bahwa ada kabar baik dari apa yang dialami putrinya, yaitu Hanum bisa hamil.

"Sekian tahun berikutnya, meski di rumah sakit yang berbeda, saya mendekap Sarahza dengan Bapak mendorong saya di kursi roda," kata Hanum.

"Itulah Amien Rais. Di Jumat berkah ini, ia akan hadapi tudingan yang dialamatkan padanya itu dengan bersyukur dan tanpa sedikit pun rasa keder. Karena ia berperisai kesalihan dan keyakinan bahwa Allah selalu bersama hamba-Nya yang berserah diri," pungkasnya. (skm/erd)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads