"Yang paling penting sih petunjuk bagaimana conduct, karena Pak Menteri maunya anak-anak bergantian gitu, mereka conduct, bisa memimpin (pelantunan lagu Indonesia Raya, red) itu sendiri. Jadi ini juga menjadi bagian dari pendidikan karakter," kata Hilmar di Kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Kamis (1/6/2017).
Hilmar mengatakan, dengan sistem memimpin nyanyian Indonesia Raya secara bergantian, maka jiwa berani tampil akan tumbuh di diri setiap anak. Hal tersebut membawa pengaruh baik kedepannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia membeberkan ide awal menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan tiga stanza berawal dari acara Hari Sumpah Pemuda yang digelar direktoratnya. Saat melantunkan Indonesia Raya dengan stanza kedua dan ketiga, banyak hadirin yang merasa asing.
"Nah bertolak dari pemikiran lirik ini, nggak dikenal. Padahal lirik stanza kedua dan ketiga sangat relevan dengan apa yang kita hadapi sekarang," sebutnya.
"Kita cenderung mengabaikan yang di pinggir-pinggir, padahal kan di situ pesannya selamatkan pulaunya, lautnya dan pandunya. Semuanya di dalam lagu Indonesia Raya itu," papar dia.
"Jadi melihat liriknya punya arti yang begitu penting, kita ambil inisiatif untuk merekam itu," imbuh Hilmar. (aud/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini