"Hingga Selasa (30/5) pukul 10.41 WIB aktivitas gempa susulan sudah terjadi sebanyak 75 kali dengan magnitudo yang bervariasi. Gempa susulan paling kuat terjadi dengan magnitudo 5,2 SR dan secara umum kekuatannya menurun secara fluktuatif," kata Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Dr. Daryono lewat keterangannya, Selasa (30/5/2017).
Dia mengatakan, gempa bumi susulan masih berpotensi terjadi namun dengan kekuatan yang terus mengecil. Dia mengatakan, kondisi tektonik di wilayah Sulawesi Tengah sangat kompleks.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ditinjau dari lokasi, kedalaman dan mekanisme sumbernya, tampak bahwa gempa bumi Poso saat ini dipicu oleh aktivitas sesar aktif di zona Graben Palolo. Hal ini didasarkan pada lokasi klaster gempa bumi susulan (aftershocks) yang tersebar di sepanjang zona Graben Palolo," ucap dia.
Berdasarkan peta seismisitas Sulawesi Tengah, tampak adanya klaster aktivitas gempa di sepanjang Graben Palolo. Ini cerminan bahwa Graben Palolo memang terdapat sesar aktif.
"Melihat aktivitas Sesar Palolo yang demikian aktif, tampaknya perlu ada kajian komprehansif mengenai bahaya dan risiko gempa bumi akibat aktivitas sesar aktif di wilayah ini," tutur Daryono.
Sejarah gempa mencatat adanya beberapa aktivitas gempa signifikan di zona Graben Palolo dan sekitarnya. Pada tahun 1977 di zona ini pernah terjadi gempa dengan kekuatan 5,1 SR. Tahun 1995 kembali terjadi gempa dengan kekuatan 5,9 SR yang mengakibatkan 26 orang luka-luka dan sebanyak 115 rumah rusak.
Selanjutnya pada tahun 2005 gempa kembali terjadi dengan kekuatan 5,3 SR dan terakhir adalah gempa Palolo 2012 berkekuatan 6,2 SR yang menyebabkan 5 orang meninggal, 94 orang luka-luka dan sebanyak 1.626 rumah rusak. (jbr/elz)