"Kegalauan saudara itu kegalauan saya, kenapa kita galau? Apa yang menyebabkan kita galau? Dan harus diapakan kondisi seperti ini? Dan kita kira apa yang kita tuju ke depan nanti, sehingga pada saat kita talkshow menemukan solusi, dan solusi inilah yang perlu kita viralkan olehnya semangat toleransi," kata Wiranto saat menjadi pembicara diskusi kebangsaan 'Merajut Indonesia dalam Bingkai Kebhinekaan' di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta Selatan, Sabtu (27/5/2017).
Wiranto mengatakan, salah satu ancaman nyata yang dapat mengganggu kebhinekaan Indonesia yakni terorisme. Dia menegaskan terorisme merupakan musuh bersama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, operasi ancaman terorisme kini sudah melewati batas negara. Para pelaku teror akan menghalalkan segala cara dan tidak peduli negara mana yang diserang.
"Operasinya melewati batas negara, tidak peduli negara mana yang diserang, cara mereka menghalalkan semua cara. Saat ini mereka sedang mengembangkan teknologi cyber crime dalam melakukan terorisme, dan aksinya selalu menimbulkan korban jiwa yang sebesar-besarnya dan diharapkan dapat mengacaukan sasaran negara itu," ujarnya.
"Kita sepakat, kalau di Ryadh, Arab Saudi, kira-kira ada 54 negara tergabung, yang dihadiri 36 kepala negara, sehingga ada kesepakatan pertama tukar-menukar intelegen terorisme," sambungnya.
Wiranto mengatakan, dalam kerjasama yang dijalin Indonesia dengan negara lain, diharapkan dapat memetakan jaringan teroris secara lengkap. Sehingga ancaman terorisme ini bisa dilawan secara total.
"Peta anatomi mengenai terorisme yang dihadapi lengkap, jaringannya lengkap, dari situ lah kemudian kita mulai, bagaimana kita coba tukar-menukar mengenai data intelijen kita dan kita akan melawan terorisme secara total. Yang mengancam Indonesia serta mengancam persatuan kita," katanya. (cim/jor)











































