Menurut Stafsus Wakil Presiden Bidang Reformasi Birokrasi Azyumardi Azra, menjelang Ramadan, terjadi penyerangan yang dilakukan oleh kelompok terorisme, khususnya di Timur Tengah.
"Karena mereka anggap bulan puasa, di mana nabi dulu pernah menang di perang di Badar. Tapi kan dulu perang lawan orang Quraisy mau hancurkan nabi dan Islam. Jadi perang lawan kafir Quraisy," ujar Azyumardi di kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (26/5/2017).
"Sekarang kan nggak. Bom-bom itu membunuh umat islam sendiri. Salah tafsir. Bahkan bisa jadi dipelintir makna ayat itu. Oleh karena itu pemerintah harus tegas, polisi, BNPT harus lebih giat lagi," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau enggak, polisi nggak bisa tangani, misal ada orang pulang dari ISIS. Paling banter cuma bisa diwawancarai, tapi tidak bisa ditahan. Setelah dia pulang, selesai wawancara ya dia bisa melakukan apa saja. Percepatan RUU terorisme harus segera. Kalau bisa 1-2 hari ini," tegasnya. (fiq/rvk)











































