Terlepas dari kengerian ledakan bom yang terjadi, Kampung Melayu menyimpan sejarah panjang di ibu kota. Kampung Melayu adalah salah satu wilayah yang populer di Jakarta sejak abad ke-17.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada saat itu, wilayah Jakarta banyak didatangi anggota suku bangsa yang ditandai nama kampung atau tempat di Jakarta yang menunjukkan asal mereka. Ada Kampung Melayu, Kampung Bugis, Kampung Ambon dan Kampung Makassar.
Kelompok etnik Melayu menempati kedudukan yang cukup penting dan berpengaruh karena peranan bahasanya.
Kampung Melayu adalah sebuah kelurahan di kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Kelurahan ini memiliki luas 47,83 Ha. Kelurahan ini terdiri atas 114 RT dan 8 RW.
Wilayah kelurahan Kampung Melayu berbatasan dengan rel kereta api Kelurahan Kebon Manggis di sebelah utara Jl Sungai Ciliwung, Kelurahan Bukit Duri di sebelah barat; Jl Jatinegara Barat dan Jl Matraman Raya, Kelurahan Bali Mester di sebelah timur; serta Jl Kampung Melayu Kecil, Kelurahan Bidara Cina di sebelah selatan.
Karena lokasinya dianggap strategis, Pemprov DKI membangun terminal di Kampung Melayu. Terminal Kampung Melayu merupakan terminal tipe C yang diresmikan pada tahun 1968 dengan luas sekitar 500 luas hektar. Terminal ini diresmikan oleh Gubernur DKI Ali Sadikin.
Terminal ini hanya melayani rute-rute antar kota dalam provinsi. Selain itu, terminal ini juga dipakai terminal TransJ yang berfungsi memindahkan penumpang ke feeder atau bus pengumpan TransJ.
![]() |
Namun, pada 24 Mei 2017, kabar duka terdengar di terminal yang jadi favorit pekerja di kawasan Jakarta Timur ini. Teroris melakukan aksi bom bunuh diri di terminal ini. 5 orang tewas akibat kejadian ini, 3 di antaranya polisi dan 2 pelaku. 11 orang juga mengalami luka-luka akibat aksi teror ini. Polisi menduga pelaku teror bom ini merupakan jaringan ISIS.
Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan mengatakan alasan teroris menyerang terminal Kampung Melayu karena sedang ada keramaian. Kawasan Kampung Melayu saat itu dalam keadaan ramai karena ada pawai obor yang melintas.
"Kerumunan banyak dan juga anggota kita banyak di sana. Kira-kira itu (dugaan) sementara, namun akan kita dalami karena ini pasti jaringan kan," ujar Iriawan di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (25/5/2017).
![]() |
(rvk/fjp)