Di Lapangan Rampal, Malang, seribuan orang Jawa Timur berkumpul. Mereka menghadiri acara pembagian sertifikat tanah oleh Presiden Jokowi. Interaksi Jokowi dan orang-orang yang naik ke atas panggung ternyata cukup jenaka.
Pertemuan Jokowi dengan orang-orang di Malang digelar pada Rabu (24/5/2017). Kejenakaan itu antara lain ada yang hadir dan naik panggung bersama Jokowi meski belum dapat sertifikat tanah, mengambil hadiah sepeda meski belum dipersilakan Jokowi, berdebat soal jarak dengan Jokowi, hingga ada orang yang hampir rugi seribu meter persegi karena salah ingat ukuran lahan yang tercantum dalam sertifikat tanah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sertifikat saya ada kekeliruan tanggal lahir, Pak," jawab Titin yang punya tanggal lahir 18 Mei 1970 ini.
Jokowi bingung soal hubungan antara tanggal lahir dengan urusan sertifikat tanah. Seribuan orang tertawa dengan dialog yang agak aneh ini. Kemudian Titin menjelaskan, kesalahan tanggal lahir di sertifikat itu membuat sertifikat harus direvisi dan hasilnya belum sampai ke tangannya.
"Belum dikasihkan sertifikatnya. Tapi berhubung saya pengin ketemu Pak Presiden, saya ikut saja acara ini," kata Titin disambut tawa seribuan orang.
"Karena semalam saya nggak bisa tidur," imbuh Titin.
Ibu Sri Astuti dari Kediri sudah menunggu 44 tahun untuk mendapatkan sertifikat tanahnya. Di panggung, Jokowi memberikan kuis berhadian sepeda, seperti biasa. Dia harus menyebutkan lima suku dari 714 suku yang ada di Indonesia. Namun jawabannya mentok dan hanya diulang-ulang saja, membuat orang-orang tertawa.
Akhirnya dia bisa menggenapi jawabannya, "Suku Jawa, Sunda, Madura, Dayak, Osing, Asmat," tuturnya. Merasa berhasil menjawab, meski dituntutun Jokowi juga, Sri Astuti akhirnya mengucapkan terimakasih ke Jokowi. Dia cium tangan Jokowi dan melangkah mengambil sepeda hadiah kuis.
"Loh, loh, loh... Belum disuruh ambil sepeda kok mau ngambil saja?" tegur Jokowi ke Sri yang kelewat bersemangat, seisi lapangan tertawa terbahak-bahak. "Ya sudah diambil. Belum disuruh kok sudah menuju ke sepeda," kata Jokowi.
Selanjutnya Jokowi minta warga Jawa Timur yang paling jauh dari Malang untuk naik ke atas panggung. Kemudian seorang pria dipersilakan maju. Jokowi penasaran apakah rumahnya jauh dari Malang atau hanya mengaku-ngaku jauh saja.
"Saya Sudirman, dari Bojonegoro," jawabnya.
Foto: Danu Damarjati/detikcom |
"Ya dekat lah (Bojonegoro). Jauh saya, saya dari Jakarta," kata Jokowi berkelakar disambut tawa orang-orang.
Rusdiana dari Bondowoso juga maju ke panggung untuk ditanyai Jokowi dan menjemput hadiah sepeda. Rusdiana dites Jokowi apakah hafal luasan lahannya sendiri sebagaimana tercantum di sertifikat.
"174 meter persegi," jawab Rusdiana.
Kemudian Jokowi mengecek kembali sertifikat tanah Rusdiana. Ternyata Rusdiana salah besar. Bila saja jawaban itu dipertahankan, sama saja Rusdiana merugi seribu meter persegi.
"Nah ini klerunya (kelirunya) gede banget. Tanahnya ada di Desa Tarun, luasnya 1.743 meter persegi," kata Jokowi disambut tawa para hadirin.
Ternyata tanah itu dibelinya belum lama ini, jadi masih sering lupa luasnya. Kemudian Rusdiana diberi kuis, "Sebutkan nama makanan khas Jawa Timur!"
"Rawon, gule, soto Madura, rawon," jawab Rusdiana.
Jawaban gule membuat Jokowi geleng-geleng kepala. Gule tidak masuk hitungan makanan khas Jawa Timur. Kemudian Rusdiana hanya mengulang-ulang jawabannya saja, kembali ke rawon dan soto madura. Rusdiana kesulitan menyebutkan lima makanan khas Jawa Timur.
"Ternyata sulit, kan. Karena kita terlalu sering makan hamburger, Pizza hut, sama Kentucky," kata Jokowi.
Rusdiana lantas dituntun Jokowi dan Gubernur Soekarwo menyebutkan nama makanan khas, yakni sate Madura, rujak cingur, dan lontong balap.
"Lontong balap? Apa itu? Di mana bisa beli?" tanya Jokowi.
Ada orang berteriak, "Wonokromo!". Lontong balap bisa ditemukan di Wonokromo. Jokowi berpesan ke Soekarwo agar diperkenalkan dengan lontong balap. Akhirnya sebuah sepeda diberikan ke Rusdiana. (dnu/rna)












































Foto: Danu Damarjati/detikcom