Salah satu polisi korban ledakan di Terminal Kampung Melayu, Bripda Yogi Aryo, mengalami luka berat. Keluarga menyatakan Yogi seharusnya libur, namun ia tetap masuk untuk mengamankan pawai obor.
"Sebenarnya dia dinas di Polda Metro, tapi biasa sebagai Sabhara harus siap ditugaskan di mana saja. Kemarin saat libur, sore-sore diperintah komandan untuk mengamankan perkiraan mau ada kirab," ujar ayah Yogi, Yuli Hari Utomo, di RS Premier Jatinegara, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (25/5/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Teroris itu kalau mau membalas dendam atau melakukan tindakan jangan sembarang di tempat umum. Di tempat umum itu sangat tidak bertanggung jawab. Nanti korbannya orang-orang umum yang tidak berdosa," tuturnya.
Ia menceritakan sosok anaknya masih polos meskipun berusia 22 tahun. Ia mengatakan anaknya masih perlu banyak bimbingan karena masih dianggap polos.
"Contoh anak saya itu masih polos walau umurnya sudah 22 tahun. Masih kecil saya anggap masih kecil karena walau jadi polisi beli jajanannya sama kaya adiknya yang SD, permen gulali," kata Yuli. (imk/fjp)











































