Seorang siswa SD, Danu Ahmad Riuki (11), bercerita dia pergi ke sekolah sekitar pukul 06.00 WIB. Danu bersama teman-temannya berjalan berbarengan melewati jembatan gantung menuju ke SDN Srengseng Sawah.
"Iya, di SDN srengseng sawah, di situ. Biasa bareng-barengan," kata Danu saat ditemui di lokasi bersama teman-temannya, Rabu (24/3/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Danu dan teman-temannya mengaku tidak takut saat melintas di jembatan tersebut. Hal itu karena mereka sudah biasa melewati itu.
"Enggak (takut), udah biasa aja," ujarnya.
Danu bersama kawan-kawan sekolahnya itu hanya mengaku takut saat melintas di bagian jembatan yang miring. Mereka menyiasatinya dengan cara berpegangan satu sama lain.
"Iya (berpegangan)," tuturnya.
Sebenarnya akses menuju sekolah di Srengseng Sawah tak hanya bisa dilalui lewat jembatan gantung itu saja. Ada jalan lain namun terlalu jauh untuk diakses.
"Enggak (satu-satunya jalan), ada tapi jauh," imbuh Danu.
Kondisi itu tak membuat mereka surut mencari ilmu di sekolah. Setiap harinya mereka semangat menuju sekolah tanpa menghiraukan jembatan itu.
"Iya sekolah tetap," tuturnya.
Sementara itu, warga lain bernama Indah Sulistiawati (22), mengungkapkan belum pernah ada korban yang melewati jembatan itu. Meski begitu, dia mengaku khawatir saat ada orang yang berjalan di atas jembatan itu sebab kondisinya telah miring.
"Sebenarnya khawatir, karena pernah lewat juga mungkin karena miring," ungkapnya.
Dia berharap pemerintah dapat memperbaiki akses jalan yang banyak digunakan oleh warga tersebut. Jembatan tersebut, kata Indah, sangat dibutuhkan oleh warga untuk mendukung aktivitas sehari-harinya.
"Harapan saya pribadi buat pemerintah semoga dibenerin lagi walaupun sederhana tapi setidaknya layak lah buat jalan," ujar Indah.
(knv/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini