Sampah Tsunami Didaur Ulang

Banda Aceh - Tsunami 26 Desember 2004 lalu memunculkan gunungan sampah di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Sampah-sampah ini mulai didaur ulang. Diperkirakan, sedikitnya, 70 persen dari sampah-sampah tersebut dapat kembali dipergunakan untuk material bagi pembangunan Aceh di masa rekonstruksi dan rehabilitasi. Proses daur ulang yang menyerap sekitar 250 orang pekerja ini didukung oleh United Nations Development Programme (UNDP). "Kami mempekerjakan mereka yang kehilangan pekerjaan, rumah, dan mereka yang menjadi korban dalam peristiwa tsunami," terang Imogen Wall dari UNDP pada wartawan dalam temu pers di Media Center Infokom NAD, Banda Aceh, Jumat (29/4/2005). Proses daur ulang yang sudah dilakukan ini, dikatakan Imogen, berada di daerah Gampong Jawa, Banda Aceh dan juga di Meulaboh. Material yang didaur ulang sejuah ini disebutkannya berupa kayu, besi, dan plastik. Selain itu, sampai saat ini UNDP masih menggelar program cash for work untuk para korban tsunami. Program ini memberikan pekerjaan kepada para korban berupa pembersihan rumah, sawah, lingkungan sekitar. Para pekerja ini digaji sekitar Rp 30 ribu sampai Rp 35 ribu perhari. "Saat ini, kita sudah mempekerjakan sektiar 30 ribu orang dalam program ini," lanjutnya. Selain itu, UNDP juga membantu pembangunan sektiar 9.000 rumah untuk Aceh dengan menyumbangkan dana sekitar US$ 10 juta dari US$ 36,1 juta total dana yang dianggarkan. Pembangunan rumah ini dilakukan UNDP bersama UN-Habitat. Dalam program ini, para korban tsunami yang tidak memiliki rumah yang memenuhi syarat, akan diseleksi untuk mendapatkan bantuan Rp 30 juta guna pembangunan rumahnya kembali. (asy/)