Polres Jakarta Selatan bahkan baru manangkap anggota geng motor yang motif aksinya hanya agar menjadi ketua kelompoknya. Di geng motor itu bahkan merekrut para remaja tanggung untuk jadi anggota.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Andai saja geng motor di Indonesia bisa meniru aksi geng motor Blood Bikers asal Inggris. Bukannya bikin onar, Blood Bikers justru melayani jasa sebagai kurir gawat darurat yang mensuplai donor darah, susu, hingga peralatan operasi. Jika aksinya seperti ini, siapa yang tak senang?
Baca juga: Blood Bikers, Geng Motor yang Anggotanya Merangkap Kurir Gawat Darurat
Berikut kelakuan konyol geng motor di Indonesia dalam catatan detikcom.
Serang Warga Hanya karena Iseng
Anggota geng motor di Sukabumi. Foto: Syahdan/detikcom
|
"Pelaku mengaku cuma iseng saat melakukan perbuatan itu. Korban yang saat itu berdiri di pinggir jalan tak menyangka mendapat serangan. Dia terluka di bagian tangan dan punggung sebelah kiri," kata AKP Parlan, Kapolsek Nagrak, Resor Sukabumi kepada detikcom sekira pukul 14.00 WIB, Senin (19/12/2016).
Ada pun korban bernama Ujang Tatang Sopandi (50) mengalami luka pada bagian lengan. Ada 7 pelaku yang salah satunya perempuan berusia 14 tahun yakni RS alias Agil (24), DK alias Ucok (23), YM alias Ucup (21), SN (14), YR (21), EK (21) dan SA alias Ubo (25).
Aniaya Orang karena Beda Geng Saat Sahur
Ilustrasi penganiayaan (Edi Wahyono/detikcom)
|
"Korban dan para pelaku ini awalnya berangkat bareng dari Ciracas untuk melakukan SOTR pada dini hari, Sabtu (11/7) lalu. Korban ini anggota geng motor TB (Tukang Beling), sementara para pelaku anggota geng motor Amerika (Anak Merdeka Kalisari)," jelas Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti kepada detikcom, Rabu (15/7/2015).
Korban, Ahmad Fathoni (20), ikut kegiatan itu atas ajakan pacarnya, Dewi, yang merupakan anggota geng Amerika. Mereka berkumpul di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat.
Saat di Istiqlal, ada anggota Amerika yang mengenali Fathoni adalah anggota TB. Setelah itu ketua geng Amerika, Levi, menuding Fathoni sebagai mata-mata. Fathoni sempat bilang kalau dia bukan lagi anggota TB, tetapi Levi dkk tetap saja melakukan penganiayaan yang menyebabkan korban tewas.
Wajib Membegal Saat Ultah
Ilustrasi begal (Andhika Akbarayansyah/detikcom)
|
"Jadi ada semacam tradisi mereka, yang jadi eksekutor itu yang mau ulang tahun, atau saat berulang tahun," kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur Kompol Tejo Yuantoro saat dihubungi detikcom, Rabu (29/4/2015).
Awalnya, anggota geng ini terbentuk saat mereka nongkrong bareng di wilayah Jakarta Timur. Mereka beranggotakan 20 orang. Sebelum beraksi, mereka keliling wilayah 'jajahan'-nya di Cakung, Pulogadung, hingga Duren Sawit.
"Sasaran mereka random (acak), yang penting bawa motor. Kalau tidak berhasil merampas motor korban, mereka merampas barang-barang korban," imbuhnya.
Sama halnya dengan kelompok begal lainnya, para pelaku ini menggunakan modus operandi memepet korbannya. Korban kemudian diancam dengan todongan senjata tajam dan dipaksa untuk menyerahkan motornya.
Dimarahi Hakim karena Nangis di Sidang
Geng motor nangis saat sidang di PN Bandung. Foto: dok. detikcom
|
Terdengar konyol memang ketika sekelompok geng motor nangis bersama dalam sidang. Tetapi peristiwa itu benar terjadi di Pengadilan Negeri Bandung, Jawa Barat pada Selasa (19/5/2015).
"Jangan nangis kamu! Waktu kamu kejar-kejar korban trus pukulin kan kamu enggak nangis," ujar Ketua Majelis Hakim saat pledoi dibacakan oleh tim kuasa hukum.
Mereka nangis saat bacakan pledoi setelah didakwa melakukan penganiayaan kepada 3 orang yang salah satunya tewas. Pada sidang itu, keluarga terdakwa juga dihadirkan.
"Lihat itu dibelakang keluarga kalian. Kalian itu menyusahkan. Yang dirugikan dengan kejadian seperti ini selain keluarga korban juga keluarga kalian sendiri. Coba pikirkan itu," tutur hakim.
Mereka pun mengaku menyesal. "Benar ya, jangan ikut-ikut lagi. Mendingan kalian belajar, ngaji, atau cari kerja yang benar," kata hakim lagi.
Halaman 2 dari 5
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini