"Operasi ini dilaksanakan di Selat Lombok, dimana tujuannya menjaga keamanan selama di jalur laut Indonesia," kata Komandan Operasi Kilat Badik, Letkol Pnb Taufik Andriadi.
Taufik menyampaikan itu sebelum menjalankan operasi di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Rabu (24/5/2017). Satu pesawat Counter Insurgency ini diawaki oleh dua prajurit dari Skuadron 21 Malang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komandan Operasi Kilat Badik, Letkol Pnb Taufik Andriadi. Foto: David Saut/detikcom |
Operasi ini akan berlangsung hingga 26 Mei 2017 dengan jam operasional maksimum 2 jam di udara. Namun kemampuan pesawat ini bisa terbang hingga 5 jam untuk keamanan laut.
"Kita sesuai perintah, alat detector untuk surface dan udara di Selat Lombok kurang lebih 1-2 jam, tapi endurance bisa sampai 5 jam," ucap Taufik.
Taufik menambahkan operasi ini untuk mengantisipasi kegiatan-kegiatan mencurigakan di laut lepas dan juga kecelakaan laut. Sehingga, kapal-kapal yang beraktivitas secara legal bisa melalui Selat Lombok dengan aman.
"Antisipasi terhadap kapal-kapal yang melintas abnormal misalnya kapal besar yang didekati kapal kecil, itu kan mencurigakan. Juga asap di laut jika ada akan kami laporkan," pungkas Taufik. (vid/idh)












































Komandan Operasi Kilat Badik, Letkol Pnb Taufik Andriadi. Foto: David Saut/detikcom