"Itu sudah kebangetan," kata Agum saat ditemui di kantor Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (24/5/2017).
Menurut Agum, siapa pun orangnya, bila mengatakan anti-Pancasila, itu sudah sangat keterlaluan. Apalagi bila seseorang itu dari kalangan militer, sangat tidak sesuai dengan jiwa semangat sapta marga sumpah prajurit dan tribata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya rasa itu tidak sesuai dengan, kalau dari kalangan militer, itu tak sesuai dengan jiwa semangat sapta marga sumpah prajurit dan tribrata. Kalau di tiga itu disimak, dihayati, dan dipedomani, saya pikir tak ada purnawirawan yg bersikap seperti ini," ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Agum juga mengatakan dukungannya mengenai pembubaran ormas Islam anti-Pancasila. "Semua bergabung bersama menyatakan sikap mendukung pembubaran HTI melalui proses hukum dan pernyataan paling penting saat itu adalah bahwa dalam hadapi situasi seperti sekarang ini TNI Polri harus solid," ucapnya.
Menurutnya, solidaritas TNI Polri adalah jaminan tetap kokohnya sebuah NKRI. Sebesar apa pun ancaman untuk negeri ini, selama TNI Polri solid, tidak akan mampu menggoyangkan NKRI.
"Sebesar apa pun ancaman terhadap negeri ini, selama TNI Polti solid, tak akan mampu goyang NKRI. Itu penekanan sekali, dan ada Jawa-Sunda dan lain-lain, dengan pemikiran jauh ke depan para pendiri bangsa ini mendirikan NKRI berdasarkan Pancasila," ucapnya.
"Bangsa yang besar adalah bangsa yang mengenali dan mengerti sejarah bangsanya. Bangsa yang besar adalah bangsa yang hormati jasa para pahlawannya. Kalau ada orang yang berpikiran di luar ini, saya rasa sudah wajib hukumnya pemerintah tegas," tuturnya. (cim/erd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini