Kasi Pemerintahan Desa Kanekes yang juga warga Baduy Luar Sarpin mengatakan, penyebab api diduga berasal dari tungku masak di salah satu rumah warga. Dari situ, api kemudian menjalar ke rumah-rumah di sampingnya sampai menghanguskan 84 rumah.
"Dari tungku masak, diperkirakan seperti itu. Rumah siapa? Saya belum ngecek soalnya masih belum bisa menjawab masyarakatnya. Informasi pertama dari tungku," kata Sarpin saat dikonfirmasi detikcom, Lebak, Rabu (24/5/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang penyebabnya pemasakan gula (aren) katanya," kata Jaro Pamarentah yang saat ini dijabat Jaro Saija.
Beberapa pekan lalu, tim dari Detikcom sebetulnya melakukan perjalanan ke Desa Kanekes. Saat ini kurang lebih terdapat 65 kampung milik warga Baduy. Itu termasuk juga 3 kampung Baduy Dalam yaitu Cibeo, Cikartawana dan Cikeusik.
Ke 65 kampung tersebut saat ini menempati lahan seluas 5.136,8 hektare. Sedangkan 3000 di antaranya adalah hutan larangan yang tidak boleh dijadikan pemukiman bahkan ladang.
Dari sisi bangunan rumah, warga adat Baduy masih mengikuti aturan adat yang ketat. Di perkampungan Baduy, semua rumah dibangun sederhana hanya berbahan kayu, bambu dan atap dari rumbia. Bedanya, rumah Baduy Dalam dibuat lebih sederhana dan dilarang menggunakan paku.
Secara umum, masyarakat Baduy mayoritas bekerja di ladang. Bertani dengan cara ngahuma merupakan kewajiban dan rukun bagi adat Baduy. Aspek kehidupan masyarakat yang bertugas sebagai penjaga alam di pegununan Banten bagian selatan ini sehari-hari diatur oleh kalender adat. (bri/rna)