"Pak Anies-Sandi sudah kirim surat ke kami untuk beraudiensi, tentu saja kita akan agendakan dengan menyesuaikan dengan jadwal kita berdua. Sedangkan tim sinkronisasi itu dia langsung ke Bappeda dan Sekda karena kita lebih banyak di tatanan kebijakan," kata Djarot di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (22/5/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara singkat, dia menekankan nantinya urusan teknis dan masukan-masukan akan diurus oleh Sekda DKI dan Bappeda.
"Kalau urusan teknis, biar diurus Sekda dan Bappeda, supaya sama-sama jalannya," tuturnya.
Alasan pembagian tugas ini, ujar Djarot, adalah tugas kerjanya menjadi lebih banyak saat ini. Dengan kondisi Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang masih ditahan, Djarot mengatakan beban tugasnya pun menjadi cukup berat.
"Karena tugas saya kan juga cukup padat, dua fungsi diambil alih, di mana Pak Ahok masih di tahanan," ucapnya.
Baca juga: Djarot: Saya Cuma Say Hello dengan Sandiaga |
Djarot juga mengingatkan agar situasi ini tetap dikawal untuk mencegah timbulnya permasalahan. Apalagi nantinya yang akan menandatangani KUA-PPAS sebagai draf final program selama menjabat adalah Djarot sendiri, sedangkan RAPBD ditandatangani Anies-Sandi.
"Saya tidak mau apa yang masuk KUA-PPAS sebagai penjabaran dari RKPD dan RPJMD itu kemudian dipersoalkan di kemudian hari. Saya tidak mau yang saya tanda tangan kalau ada apa-apa dipersoalkan," katanya. (nth/imk)











































