Muslim Torbeshi merupakan peninggalan kekuasaan Turki Ottoman pada 6 abad silam. Desa Skudrinye di mana muslim Torbeshi bermukim, cukup sepi. Kaum muda di desa ini mayoritas ke luar desa untuk mencari rezeki di kota bahkan negara lain.
Masjid adalah tujuan utama untuk mengetahui potret muslim Torbeshi di Desa Skudrinye ini menjalankan agama rahmatan lil alamin. Beruntung, tim Jazirah Islam dapat melihat langsung sekelompok muda mudi sedang berlatih salawat, pada Nabi Muhammad SAW.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Lantunan salawat menjadi kegiatan rutin para muslimah dan anak muda Torbeshi di Desa Skudrinye, Macedonia (Irfan Padli/TRANS7) |
Mayoritas wanita Suku Torbeshi adalah ibu rumah tangga. Beberapa di antara mereka masih mengenakan baju tradisional serta penutup kepala. Pakaian tradisional wanita Suku Torbeshi didominasi warna putih, warna yang melambangkan kesucian. Wanita Suku Torbeshi juga mengenakan jilbab, yang mereka sebut dengan sharpa.
Semua baju tradisional ini dijahit dengan tangan, seharga 2000 Denar atau setara dengan Rp 500 ribu. Wanita Suku Torbeshi biasa hidup dalam kesederhanaan. Baju ini pun kerap dijadikan pakaian momen spesial tertentu, seperti pernikahan.
Foto: Baju pengantin muslimah Torbeshi (Irfan Padli/TRANS7) |
Kini tradisi Suku Torbeshi mulai kehabisan penerusnya. Pasalnya, banyak dari Suku Torbeshi yang berasimilasi dengan suku lainnya dan meninggalkan adat dan budaya mereka.
Anak-anak suku torbeshi juga punya kegiatan kelas Alquran rutin. Tak sedikit yang mampu membaca Alquran dengan baik dan tartil.
Adalah Imam Zafer Aliju yang membimbing anak-anak itu membaca Alquran. Imam Zafer betul-betul menjadi oase bagi muslim di Desa Skudrinye. Pasalnya, jika tak ada yang memandu dan mengarahkan, bagaimana anak-anak ini bisa mendalami agama. Terlebih, Desa Skudrinye cukup terisolir dari dunia luar.
"Mengajarkan Alquran dengan kelembutan agar anak-anak memahaminya. Segala puji bagi Allah, banyak anak yang sudah bisa membaca kalam Ilahi dengan baik," ujar Imam Zafer
Foto: Imam Zafer Aliju (berdiri) mengajari anak-anak muda muslim Torbeshi di Desa Skudrinye mengaji (Irvan Padli/TRANS7) |
Selain belajar membaca huruf Arab, anak-anak juga diajarkan hukum tajwid. Dengan mendalami agama, akan lebih mudah untuk membentuk emosi spiritual, akhlak dan iman seseorang.
"Islam mengajarkan kelembutan, karena kelembutan membawa hal lebih baik. Islam juga membawa kedamaian, keanggunan dan keseimbangan. Tugas utama kami adalah untuk mengajarkan generasi muda, anak-anak kami, mengajarkan mereka memberi salam kepada orang lain. Mengajarkan mereka membawa kedamaian, bukan perang.
Sungguh bahagia bisa bertemu dengan anak-anak muslim Suku Torbeshi di desa Skudrinye, Macedonia ini. Muslim di bagian lain Bumi, yang juga berusaha mendekatkan diri pada Ilahi Rabbi.
Mengenal lebih dekat muslim Torbeshi, membuat perjalanan ke tanah Macedonia sungguh bermakna. Menambah saudara seiman dan mempererat ukhuwah islamiyah.
Saksikan kisah muslim Torbeshi di pelosok Macedonia dalam program "Jazirah Islam" di TRANS 7 pada Senin, 22 Mei 2017 pukul 15.15 WIB.
Halaman 2 dari 1












































Foto: Lantunan salawat menjadi kegiatan rutin para muslimah dan anak muda Torbeshi di Desa Skudrinye, Macedonia (Irfan Padli/TRANS7)
Foto: Baju pengantin muslimah Torbeshi (Irfan Padli/TRANS7)
Foto: Imam Zafer Aliju (berdiri) mengajari anak-anak muda muslim Torbeshi di Desa Skudrinye mengaji (Irvan Padli/TRANS7)