Mengenang Fenomena Singkat 'Om Telolet Om' yang Mendunia

Mengenang Fenomena Singkat 'Om Telolet Om' yang Mendunia

Fajar Pratama - detikNews
Minggu, 21 Mei 2017 12:32 WIB
Foto: Screenshot YouTube
Jakarta - Menhub Budi Karya siang ini membuka kontes 'Om Telolet Om' di Terminal Pulogebang. Kontes ini digelar untuk memberi wadah bagi kreativitas masyarakat yang berkaitan dengan transportasi.

Baca Juga: Menhub Buka Kontes Om Telolet Om di Terminal Pulogebang

Wadah untuk kreativitas itu dirasa perlu diakomodir setelah ramai fenomena 'Om Telolet Om' pada Desember 2016 lalu. Fenomena itu mendunia, kata-kata 'Om Telolet Om' menjadi buah bibir masyarakat internasional yang penasaran mengenai kata itu.

Awalnya, musisi ternama seperti DJ Snake, DJ Zedd, bahkan DJ Martin Garrix bercuit lewat Twitter dengan menuliskan kalimat fenomenal tersebut. DJ Snake, DJ Zedd, dan DJ Martin Garrix bahkan mempertanyakan arti telolet dengan memposting "What is Om telolet Om?"

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas, dari mana asal kata telolet tersebut? Ketua Bismania Community Arief Setiawan punya jawabannya. Ia menjelaskan, bunyi telolet yang merepresentasikan klakson bus justru muncul pertama kali bukan di Indonesia, melainkan Timur Tengah. Bunyi itu digunakan untuk mengusir unta yang kerap berada di jalanan.

Kemudian, ada seorang pengusaha yang mendengar bunyi khas tersebut dan membawa 'pulang' ke Indonesia untuk digunakan sebagai klakson bus. "(Bunyi) telolet itu justru aslinya dari Timur Tengah untuk ngusir unta. Di Arab kalau enggak salah. Kemudian setahu saya dulu ada pengusaha, dengar suara itu dipasang di busnya. Tapi waktu itu kan belum banyak yang pakai telolet. Belum jadi viral kan," kata Arief kepada detikcom, Kamis (22/12/2016).

Baca Juga: Dari Perusahaan Otobus Ini 'Om Telolet Om' Mendunia

Meski baru-baru ini kata telolet populer dari wilayah Jawa, tapi menurutnya asal kata tersebut bukan dari bahasa Jawa. "Itu bukan dari bahasa Jawa. Suaranya saja yang bunyi telolet dan unik," urai Arief.

Mengenang Fenomena Singkat 'Om Telolet Om' yang MenduniaFoto: Fenomena "bus telolet" di Ngabul, Jepara (Foto: tangkapan layar Youtube TheFaizin99))
Kata telolet menjadi viral baru sekitar dua tahun belakangan ini dan dipopulerkan justru oleh anak-anak sekolah. Sebelumnya, mereka tidak menyebut kata telolet untuk meminta sopir membunyikan klakson.

"Yang minta telolet itu anak-anak yang mau sekolah. Dulu sih malahan mereka bilangnya 'om klakson om'," ungkapnya.

Arief menjelaskan, di kalangan pecinta bus sendiri, kata tersebut juga sebelumnya tidak terlalu populer dibanding bunyi lainnya. "Baru-baru ini aja kok telolet ramainya. Sebelumnya ada juga klakson bunyinya sreng sreng. Cuma kan enggak banyak yang tahu," imbuh Arief.

Refleksi Kebahagiaan Rakyat

Presiden Jokowi juga angkat bicara mengenai fenomena ini. Jokowi berpendapat fenomena yang awalnya dipopulerkan oleh masyarakat di daerah Pantai Utara Jawa (Pantura) itu adalah buah kekuatan dan potensi media sosial di era globalisasi.

"Dan ya, itu sebuah kesederhanaan dan kebahagiaan rakyat," kata Jokowi usai menghadiri acara Deklarasi Pemagangan Nasional 'Menuju Indonesia Kompeten' di Karawang International Industrial City (KIIC), Kabupaten Karawang, Jumat (23/12/2016).

Menurutnya, hal tersebut adalah hiburan sekaligus hobi baru di tengah-tengah masyarakat. Meski demikian, dia tetap memastikan hal tersebut harus ada batasannya, terutama agar masyarakat tetap aman dan kondusif.

"Tentu ada batasannya. Jangan sampai (om telolet) di tengah jalan, yang dilarang yang seperti itu," katanya.

Fenomena Singkat

Wakil Presiden Jusuf Kalla (Wapres JK) juga ikut memperhatikan fenomena 'om telolet om'. JK kala itu memprediksi -- dan terbukti benar -- fenomena 'Telolet' hanya berumur singkat.

"Ya 'om telolet om' itu fenomena sementara, ya paling sebulan selesai," ujar JK 23 Desember 2016 lalu.

JK membandingkan fenomena itu dengan fenomena Pokemon Go yang sempat ramai beberapa bulan lalu. Dalam beberapa bulan ke depan, menurut JK, fenomena ini akan berakhir.

"Sama dengan Pokemon (Go) contohnya. Sekarang masih ada Pokemon enggak? Enggak lagi kan. Jadi fenomena-fenomena seperti itu top sementara ingin terkenal. Anak-anak ingin masuk TV juga karena aneh gitu kan. Kan keanehan, baguslah. Fenomena sementara, jadi tidak akan lama yang itu," ucapnya.
(fjp/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads