"Organisasi ini mendidik orang agar orang mampu berpikir merdeka, segi itu yang ditekankan. Budi Utomo ini memberi beasiswa awalnya," ujar Dirjen Kebudayaan Kemdikbud yang juga sejarawan, Hilmar Farid, saat berbincang dengan detikcom beberapa waktu lalu.
Hilmar menceritakan bahwa para pendiri Budi Utomo pada tahun 1908 yakin pendidikan bisa membebaskan bangsa dari penjajah. Para pendiri Budi Utomo, yang digawangi oleh Soetomo, waktu itu juga terinspirasi oleh dr Wahidin Soedirohoesodo, yang berkampanye keliling Jawa untuk menggalang beasiswa pendidikan atau studie fonds.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka juga membuat sekolah-sekolah kecil, untuk sekadar mengajar baca-tulis ke masyarakat," kata Hilmar.
Budi Utomo tak melakukan agitasi untuk mengumpulkan massa. Tetapi, berkat konsistensi mereka menularkan kecerdasan, para anggota Budi Utomo kian banyak.
Sejak tahun 1948, hari kelahiran Budi Utomo pada 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas). Namun kebanyakan peringatannya sebatas ritual upacara bendera.
"Sekarang boleh dibilang peringatan Kebangkitan Nasional direduksi sebatas ritual. Semangat awalnya yang penting kurang diperhatikan. Budi Utomo kan upaya kaum terpelajar membantu pendidikan sesamanya. Kalau kecerdasan ditularkan, banyak masalah sosial diselesaikan. Semangat ini mestinya diangkat," ungkap Hilmar. (bag/gbr)











































