"Proyektil itu ditemukan kalibernya 5,56 (mm), jelas itu dari senjata panjang dan dari Brimob sana (Kedaung, Ciputat, red)," kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (18/5/2017).
Setyo menjelaskan peluru itu bisa mengenai rumah Jazuli karena kondisi peluru yang macet di dalam senapan setelah digunakan untuk latihan. Peluru macet tersebut terlepas pada sudut 30 derajat ketika personel sedang memperbaiki senapan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setyo mengakui jarak antara lapangan tempat anggota Brimob menjalani latihan menembak dan kediaman Jazuli hanya 250 meter. Namun, menurutnya, jika personel mengikuti prosedur keamanan latihan menembak yang berlaku, tak akan ada risiko yang perlu dikhawatirkan.
"Kira-kira hanya 250 meter dari kediaman Pak Jazuli, tapi itu prosedur sudah betul. Kalau peluru macet itu harus diperbaiki kemudian sudut elevasi larasnya tidak boleh datar, harus 45 atau 30 derajat dan yang penting bebas (tak mengarah ke suatu objek, red)," ucapnya.
Teka-teki sumber tembakan di rumah Jazuli terungkap ketika seorang personel Brimob, Bripka Teguh Dwiyatno, ditemukan meninggal dunia dalam keadaan bersimbah darah di sekitar kepala. Polisi menduga kuat Teguh nekat mengakhiri hidup lantaran stres karena diperiksa secara intensif oleh petugas internal Brimob terkait dengan peluru di rumah Jazuli. (aud/idh)